Hal tersebut menjelaskan kenapa rotasi di planet tersebut
sangat lambat. Jika di bumi waktu rotasi adalah satu hari maka di Venus 243
hari.
Yang menarik, jika bumi mengelilingi matahari dalam waktu
365 hari, di Venus hanya 225 hari.
Sampai saat ini, kenapa matahari Venus terbit di barat belum
bisa dipastikan 100%, dan apakah bisa terjadi di bumi, seperti disebutkan
sebelumnya NASA dan organisasi ilmiah lainnya tidak pernah memberikan prediksi
tersebut.
Namun, beberapa ilmuwan mencoba mensimulasikan apa yang
terjadi jika matahari di bumi terbit dari barat.
Florian Ziemen, co-creator simulasi tersebut dan beberapa
peneliti dari Max Planck Institute for Meteorology di Jerman mengatakan secara
umum jika matahari terbit dari barat maka bumi akan lebih hijau.
Pola angin akan berubah, begitu juga dengan suhu juga musim
di Bumi.
"Simulasi tersebut dilakukan dengan membalikkan rotasi
bumi, mempertahankan semua karakteristik utama topografi seperti ukuran, posisi
benua dan samudra, sekaligus menciptakan rangkaian kondisi yang sama sekali
berbeda untuk interaksi antara sirkulasi dan topografi," kata Ziemen,
sebagaimana dilansir Livescience, April 2018 lalu.
Hasilnya selain bumi menjadi lebih hijau, cakupan gurun
global menyusut sekitar 16 juta mil menjadi 12 juta mil. Bekas gurun tersebut
separuhnya akan ditumbuhi rerumputan, dan sebagian lagi tanaman berkayu.
Tidak hanya itu, gurun akan muncul di Amerika Serikat bagian
tenggara, Brasil, Argentina dan China utara.
"Melihat Sahara menghijau pada model kami membuat saya
berpikir mengenai alasan kenapa saat ini ada gurun Sahara dan kenapa itu tidak
ada ketika matahari terbit dari Barat. Pemikiran mendasar tentang ini membuat
saya terpesona dengan proyek ini," kata Ziemen.