bulat.co.id -
MEDAN | Golkar Sumut mengungkapkan akan mengutamakan kader yang terbukti pengorbanannya ke partai dan bukan ujug-ujug mendaftar sebagai kader untuk maju Pilkada.
Lantas apakah itu bentuk penolakan terhadap Wali Kota Medan Bobby Nasution yang mengaku akan maju di Pilgub Sumut dari Golkar?
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Faisal Riza mengatakan sikap Golkar Sumut tersebut merupakan hal wajar. Gejolak tersebut dinilai penting untuk meneguhkan komitmen Golkar untuk mengusung kader sendiri.
"Saya kira wajar sebagian kader Golkar bersuara seperti itu terutama poros Kaderisasi. Suara ini penting untuk meneguhkan seberapa kuat komitmen partai seperti Golkar memajukan kadernya sendiri karena perkaderan ini yang lama absen dalam parpol," kata Faisal Riza, Selasa (9/4/24).
Riza menjelaskan sejak pemilihan langsung, partai politik (parpol) dilema dalam menentukan sosok yang diusung. Partai disebut ragu antara memajukan kader sendiri dengan keraguan menang atau mengusung sosok eksternal yang lebih berpotensi menang.
"Dalam politik elektoral terbuka sejak pemilihan langsung, parpol memang menghadapi dilema antara memajukan kader sendiri dengan keraguan menang atau mengusung figur dengan tingkat elektabilitas dan konsolidasi elit politik yang potensial menang," jelasnya.
Golkar sendiri sejak sejak Pilgub Sumut 2008 belum pernah mengusung kadernya sendiri dan menang. Namun kader potensialnya malah menang saat diusung oleh partai lain, seperti Syamsul Arifin di Pilgub Sumut 2008.
Golkar dinilai harus melakukan pengembangan strategi politik yang matang untuk Pilgub Sumut 2024. Sosok Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah alias Ijeck dinilai layak dipertimbangkan untuk maju di Pilgub Sumut dengan rekam jejak politiknya yang mengakar.
"Justru, di sini tantangannya. Pengembangan strategi politik yang matang, bagaimana kader Golkar seperti Ijeck layak dipertimbangkan dengan jejak rekam politik yang cukup mengakar di sini," ujarnya.
Terkait narasi penolakan terhadap Bobby Nasution, Riza menilai hal biasa dalam setiap pencalonan ada suara pro kader dan non kader.
"Ya konflik seperti itu memang selalu dalam pencalonan. Antara suara pro kader dan non," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Golkar Sumut membuka pendaftaran bacalon kepala daerah untuk Pilkada serentak 2024 mulai besok. Golkar menyebut bakal mengutamakan kader yang terbukti pengorbanannya ke partai dan bukan ujug-ujug mendaftar sebagai kader untuk maju Pilkada.
"Yang diutamakan untuk menjadi calon kepala daerah, wakil kepala daerah itu adalah kader Partai Golkar, itu yang diutamakan," kata Ketua Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah Golkar Sumut, Riza Fachrumi Tahir, Senin (8/4).
Riza menyebutkan kader Golkar yang diutamakan itu adalah yang sudah terbukti memiliki pengabdian hingga pengorbanan kepada partai. Bukan yang hanya mendaftar menjadi anggota Golkar untuk maju di Pilkada.
"Kader Partai Golkar pun tentu ada kualifikasinya, jangan ujug-ujug baru kemarin sore jadi kader Golkar, jadi anggota Partai Golkar kemudian mendaftar mengaku sebagai kader Golkar," sebutnya.
"Kualifikasinya jelas, pengabdiannya kepada partai ini jelas, pengorbanannya kepada partai ini jelas, tidak ujug-ujug mau calon kepala daerah mendaftar anggota Partai Golkar, ya nggak seperti begitu," imbuhnya.
Untuk diketahui, Wali Kota Medan sekaligus menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, tampak hadir di acara pengarahan Partai Golkar untuk calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah hari ini. Saat ditanya apakah dirinya sudah menjadi kader Golkar, ini jawaban Bobby.
"Insyaallah," kata Bobby kepada wartawan di DPP Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (6/4).
Bobby tampak hadir menggunakan kemeja batik berwarna kuning. Bobby mengatakan akan mengikuti arahan dari Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Kita ikuti ini saja dulu, ikuti arahan. Yang pasti tadi disampaikan Bapak Ketum Golkar Pak Airlangga kiat-kiatnya apa yang perlu disiapkan. Itu dulu yang kita prepare hari ini," katanya.