bulat.co.id -PADANG
| Fenomena minimnya murid baru sekolah dasar negeri (SDN) di
beberapa daerah di tahun ajaran baru menjadi pertanyaan besar di dalam dunia
pendidikan di Indonesia.
Selain di kawasan Jawa Timur, ternyata masih ada SDN yang
minim murid di tahun ajaran baru pada proses pendaftaran peserta didik baru
(PPDB) tahun 2024.
Seperti salah satu Sekolah Dasar Negeri di Padang, Sumatera
Barat, yang hanya mendapatkan dua orang murid baru pada proses pendaftaran
peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024 ini.
Baca Juga :Gawat, SDN di Sini Tak Punya Murid Baru
Minimnya murid baru tersebut diduga akibat aturan sistem
zonasi yang diterapkan dalam penerimaan peserta didik baru.
Di ruang kelas 1 sekolah
yang berada persis di belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa itu, hanya
ada tiga orang murid saja yang terlihat sedang belajar.
Mereka adalah murid di tahun ajaran ini. Dua dari
tiga anak tersebut adalah murid baru, sementara satu lainnya murid yang tinggal
kelas.
"Tahun ini kami sedikit mendapat murid baru.
Hanya dua orang. Tapi di kelas 1 saat ini ada tiga. Dua yang baru, lalu ada
satu anak yang mengulang atau tinggal kelas," kata Kepala Sekolah SD Negeri 23
Lolong, Riri Oktadayani, Senin (17/7/23).
Dengan jumlah dua murid yang masuk tersebut, kata
Riri, merupakan sejarah pertama sejak adanya sekolah itu, karena biasanya murid
baru paling sedikit 12 orang. "Tahun
lalu, kita masih dapat murid 12 orang," jelas dia.
Ia merinci, dengan tambahan dua murid tersebut,
keseluruhan jumlah murid di SD Negeri 23 Lolong adalah 51 orang.
"Untuk tahun ini memang paling sedikit. Sekarang
total murid kita dari kelas 1 sampai kelas 6 sebanyak 51 orang," katanya.
Baca Juga :Usai Dilantik, Menkominfo Budi Arie Setiadi Langsung Ngantor
Minimnya murid yang masuk SD Negeri 23 Lolong,
diduga akibat jalur penerimaan dengan sistem zonasi atau berdasarkan zona
tempat tinggal. Selain itu, kurangnya peserta didik baru disebabkan ada dua SD
lainnya yang saling berdekatan, yakni SD Negeri 15 dan SD Negeri 11.
Berbeda dengan SD Negeri 23, kedua SD tersebut
punya murid yang relatif jauh lebih banyak. Pihak sekolah berharap ada
kebijakan dari pemerintah kota untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Harapan kami tentu ada solusi terhadap
persoalan yang kami hadapi ini," harapnya.