bulat.co.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi (
BEM PT) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dan Gerakan Mahasiswa Flobamora (GMF) menggelar dialog kebangsaan, pada Kamis (24/4/2025).
Dialog tersebut menghadirkan 2 narasumber, Yefta Yerianto Sabaat,S.IP.,M.I, dan Yohanes Jimi Nami,S.IP.,M.Si. Keduanya merupakan akademisi di Fakultas ILMU sosial dan Politik (FISIP) Undana.Kegiatan ini mengusung tema "Menerawang masa depan Indonesia, dari perspektif aktivis muda NTT, mengawal aspirasi rakyat lewat nalar kritis pemuda".
Dialog ini bertujuan menyatukan semangat perjuangan untuk menjadi ruang temu dan silaturahmi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) se-Kota Kupang dari beragam daerah di NTT bersama organisasi mahasiswa perguruan tinggi di Kupang, membangun kesadaran kolektif para pemuda akan pentingnya berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara, menciptakan ide dan gagasan yang kritis sebagai rekomendasi pemikiran kepada penguasa dalam mengatasi masalah di masyarakat, dan merevitalisasi pergerakan pemuda yang konstruktif dan solutif lewat ruang-ruang dialog dalam menangkal tindakan anarkis.
Ketua
BEM PT Undana, Gremis Nenosaban, dalam kesempatannya mengapresiasi partisipasi semua pihak yang terlibat. Menurutnya, dialog kebangsaan yang dilakukan dengan melibatkan organisasi daerah sangat penting sebab banyak isu lokal yang terlupakan."Forum dialog ini, sebagai wadah aspirasi kita membahas isu lokal dan juga isu nasional yang berdampak pada daerah kita masing-masing untuk kita perjuangkan bersama", kata Nenosaban.Sementara itu, Ketua GMF, Melianus Alopada, dalam sambutannya menyebut dialog tersebut ruang bagi kaum muda.
"Kaum muda adalah tulang punggung bangsa tentu memiliki tanggungjawab moral kontrol sosial.
Dialog kebangsaan yang diselenggarakan sebagai bentuk dari cara lain pemuda dan mahasiswa menyampaikan ide, gagasan dan aspirasi tanpa harus melakukan demonstrasi", jelas Alopada."Demo itu penting sebagai orang-orang pergerakan tentu langkah terakhir menyampaikan aspirasi adalah desakan masa atau yang kita kenal dengan unjuk rasa, namun situasi zaman telah berubah dan kita harus beradaptasi," tambahnya.Menurutnya, saat ini bukan diuji dengan suara yang berkoar, namun dapat dipengaruhi dengan pemikiran yang kritis.
"Sekarang kita harus pandai baca situasi, karena 100 orang lakukan demonstrasi suaranya akan kalah dengan satu orang influence dengan banyak followers, artinya kita harus perbanyak ruang dialog dan belajar untuk perang media agar kita yang aktivis tidak kalah dengan konten kreator atau influencer", ujar Ketua GMF.
Dialog ini digelar di Aula rektorat Undana Lantai III, Wakil Rektor III Undana, Siprianus Suban Garak, M. Sc, hadir membuka kegiatan secara resmi.Dalam kesempatannya, Warek III Undana mengapresiasi inisiatif, pengorbanan mahasiswa. Baginya, hal pikiran dan tenaga tersebut untuk bangsa dan daerah melalui kontrol sosial.
Ia juga menyebut situasi saat ini sedikit berbeda dengan masa lalunya, yang juga merupakan aktivis organisasi. Di hadapan aktivis, ia menekankan pentingnya menjadi mahasiswa adaptif dan memiliki cara atau strategi berjuang untuk kepentingan rakyat. Sebab, tidak semua hal bisa diselesaikan di jalanan namun melalui ruang dialog seperti ini.Pada sesi berbagi materi, Akademi Undana yang juga mantan aktivis turut memberi motivasi dan dorongan untuk tetap konsisten dan menjaga idealisme dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.Yefta Sabaat, dalam sesinya menyoroti soal idealisme sebagai kemewahan terakhir mahasiswa. Sehingga, tidak boleh menjual diri pada kekuasaan.
"Tetap menyuarakan aspirasi dengan pemikiran kritis, banyak persoalan yang membutuhkan suara dan pemikiran kritis dari aktivis", tegas aktivis GMKI itu mengawali dialog.Yefta Sabaat juga menyorot isu terkait pemerintah yang terkesan anti kritik atau anti demokrasi."Sangat miris kalau ada pemerintah yang tidak mau dikritisi, karena itu artinya tidak mau dikontrol, kalau ada kebijakan atau keputusan serta tindakan yang merugikan masyarakat dia tidak akan bertanggungjawab karena alergi dengan kritikan," tegasnya.
Senada dengannya, Jimi Nami mengatakan pemerintah pusat maupun daerah yang anti kritik menunjukan minim kapasitas, sebab tidak ada ruang evaluasi bagi dirinya."Pemerintah itu jabatan publik, mau atau tidak harus menerima semua kritikan, karena itu hal yang baik untuk berbenah diri. Sejatinya kita mengkritisi orang lain itu kita sayang, agar orang itu lebih berhati-hati dalam setiap langkah, jadi wajar kita kritisi pemerintah pusat maupun daerah karena kita sayang bangsa dan daerah kita", kata pengamat politik itu.Sebagai mantan ketua PMKRI cabang Jakarta, Jimmi memberi apresiasi kepada mahasiswa yang masih berkumpul dan membangun dapur pemikiran atau berpikir tentang bangsa dan negara.
Situasi dialog kebangsaan berjalan dengan baik dan lancar, beragam isu dari masing-masing daerah didiskusikan bersama, seperti isu proyek pembangunan rumah layak huni bagi korban seroja di kabupaten Malaka yang mandek di tangan APH, isu Besi Pae atau yang di kenal dengan masalah Pubabu di Timor Tengah selatan, isu Pulau Kera kabupaten kupang, Isu geotermal Poco Leok Manggarai, siap apatis pemerintah terhadap Isu sosial dan juga sikap anti kritik pemerintah menjadi pembahasan dalam dialog.Selain itu, beberapa isu nasional, seperti pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang tidak maksimal, dan isu RUU TNI serta kebijakan efesiensi anggaran.Diakhir dialog, Ketua
BEM Undana dan ketua umum GMF, melakukan konsolidasi isu kedaerahan untuk disampaikan kepada pemerintah daerah provinsi NTT dalam bentuk petisi yang disepakati bersama sebagai tindak lanjut dari dialog yang dilakukan.
Antusias setiap organisasi meramaikan dialog tersebut, tercatat 25 organisasi hadir dalam dialog kebangsaan ini, diantaranya;1. Gerakan Mahasiswa Flobamora(GMF)2. Perhimpunan Mahasiswa Kabupaten Kupang(PERMASKKU)
3. Ikatan Mahasiswa Malaka (IMMALA)4. Ikatan Mahasiswa Timor Tenggah Utara (IMATTU)5. Ikatan Mahasiswa Timor Tenggah Selatan (IKMAS)
6. Forum Solidaritas Mahasiswa Belu (FOSMMBAB)7. Kerukunan Mahasiswa Nusa kenari (KEMANURI)8. Ikatan Pelajar Mahasiswa Ende (IPELMEN)
9. Perhimpunan Mahasiswa Asal Nagakeo (PERMASNA)10. Perhimpunan mahasiswa Nggada(PERMADA)11. Ikatan Mahasiswa Nusa Lontar(IKMAR)
12. Persatuan Mahasiswa Mangarai Barat (PERMABAR)13. Ikatan Kaum Intelektual Fatuleu(IKIF)14. Persekutuan Mahasiswa Mataru(PERMATAR)
15. Ikatan Muda Adonara(AMA)16.
BEM Universitas Nusa Cendana17.
BEM Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
18. Bem universitas kristen artha wacana Kupang19.
BEM POLITEKNIK NEGERI KUPANG20.
BEM Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
21.
BEM Politeknik Pertanian Negeri Kupang22.
BEM Universitas Karya Darma23.
BEM Institut Agama Kristen Negeri Kupang
24.
BEM Universitas Muhamadiyah Kupang25.
BEM Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM UYELINDO)