bulat.co.id - '
Ketika aku memasuki kelasmu, aku berpikirTantangan apa yang akan kau berikan padaku'
'Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya
Dan menolak kelemahan yang meragukan diri'
Berikut tadi potongan bait dari Puisi Didikan Keras karya
Chairul Anwar yang berisi tentang kedisiplinan yang diajarkan oleh seorang guru kepada muridnya.
Guru merupakan sosok paling berharga bagi kita semua. Dari jeri payah gurulah banyak dilahirkan pemimpin hingga orang-orang sukses sekarang ini. Untuk memperingati jasa guru, Indonesia menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional.
Baca juga: Kunjungi SMK Negeri 6 Medan, Kapolrestabes Medan: Jauhi Narkoba dan Pergaulan Bebas
Dilansir dari okezone, hari guru bermula saat tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 24-25 November 1945 para guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Indonesia membentuk
Kongres Guru.
Kongres yang dilaksanakan di kota Surakarta itu bertujuan untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
Kongres tersebut menjadi tempat berkumpulnya para guru yang berjuang mempertahankan pendidikan Indonesia di tengah kondisi Indonesia yang masih terjajah. Para peserta yang tergabung di
kongres itu mulai dari guru yang masih aktif mengajar, pensiunan pejuang, pegawai pendidikan, dan lainnya.
Dari
kongres tersebut disepakati berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Hanya saja, saat itu belum ada keputusan resmi dari pemerintahan terkait tanggal tersebut dipilih sebagai hari besar nasional.
Barulah hampir 5 dekade kemudian, tepatnya pada 1994
Hari Guru Nasional ditetapkan sebagai hari besar nasional sesuai dengan keputusan presiden. Berdasarkan Keppres Nomor 78 Tahun 1994 dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, 25 November dipilih sebagai
Hari Guru Nasional dan diperingati bersamaan dengan ulang tahun PGRI.
Baca juga: Karateker PK KNPI Medan Deli Bersama Lurah Bantu Korban Banjir
Tentunya, hari tersebut untuk memperingati HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) saja, melainkan juga menghormati guru-guru yang ada.
Sebagai informasi, perkumpulan guru sebenarnya sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda. Kala itu, persatuan guru Indonesia bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang didirikan pada 1912.
Kelompok persatuan guru tersebut beranggotakan guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan perangkat sekolah lainnya. Kemudian pada 1932, mereka merubah nama persatuan tersebut menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Hal ini pun tanpa sadar mereka telah menggaungkan kemerdekaan Indonesia jauh sebelum proklamasi.