bulat.co.id -PADANG | Sedikitnya, 23.253 jiwa penduduk di Sumatera Barat (Sumbar) masuk kategori miskin ekstrem. Guna mempercepat penanganan itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar menjalin kesepakatan awal atau Letter of Intent (LoI) dengan Building Resources Across Communities (BRAC) Internasional terkait percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis graduasi.
Hal ini dilakukan sebagai langkah percepatan pengentasan kemiskinan
ekstrem di
Sumbar menuju nol persen pada 2024.
Kemiskinan
ekstrem adalah kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengaku angka kemiskinan
ekstrem di daerahnya sudah mengalami penurunan.
"Alhamdulillah, menurut data BPS pada Maret tahun 2023, kemiskinan
ekstrem Sumbar turun dari 0.77% (43.671 jiwa) menjadi 0.41% (23.253 jiwa). Artinya, sebanyak 20.418
jiwa telah berhasil dikeluarkan dari status kemiskinan
ekstrem pada selama periode Maret 2022 hingga Maret 2023," kata Mahyeldi dalam keterangan yang diterima detikSumut, Senin (20/11/23).
Ia menyebut, persoalan kemiskinan berkaitan erat dengan berbagai dimensi kehidupan, mulai dari kesehatan, pendidikan, jaminan masa depan, hingga peranan sosial. Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem, Pemprov
Sumbar menjalin kerja sama dengan BRAC.
LoI dengan BRAC Internasional adalah langkah efektif dalam percepatan penanggulangan kemiskinan, dan sangat sejalan dengan program kemiskinan nasional yang menargetkan turunnya angka kemiskinan, terutama angka kemiskinan
ekstrem menjadi 0% pada tahun 2024.
"Kita diminta peduli pada kondisi kerentanan, kondisi ketidakberdayaan, dan kondisi ketidakmampuan serta ketersisihan. Kehadiran Tim dari BRAC International di
Sumbar kita harapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya percepatan penurunan kemiskinan secara nasional," katanya.
Mahyeldi berharap, terus terbangun kolaborasi, sinergisitas, dukungan, dan peran serta seluruh pihak dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Sumbar.
"Insya Allah dengan bantuan dan fasilitasi dari BRAC ini, kita akan lebih cepat dalam menuntaskan kemiskinan
ekstrem ke angka 0% pada tahun 2024," ucap Gubernur berharap.
Dalam kesempatan yang sama, Abdurrahman Syebubakar selaku Country Lead BRAC International menyampaikan, penandatanganan LoI dengan Pemprov
Sumbar merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh pihaknya di Indonesia.
"Ini menjadi sejarah bagi BRAC Internasional secara global. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemprov Sumbar," ucap Abdurrahman.
Abdurrahman mengaku sangat bangga atas keterbukaan Pemprov
Sumbar dalam berbagai kerja sama dengan berbagai pihak. "Oleh karena itu, memang tidak aneh jika Pemprov
Sumbar selalu terdepan, karena semua targetnya tercapai dalam pembangunan, termasuk dalam memberantas kemiskinan," tutupnya.