bulat.co.id - Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik
Aditiyawarman menyebut ledakan Kilang Pertamina di Dumai, Provinsi Riau dipicu
kebocoran gas hidrogen.
Ia menyebut kebocoran terjadi pada Sabtu (1/4/2023) pukul
22.42 WIB. Kebocoran terjadi pada gas hidrogen pipa 6 inci di compressor
212-C-2. Letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor.
Baca Juga: Kilang Dumai Jalani Perawatan, Penyebab Belum Diketahui">5 Orang Terdampak Kebakaran Kilang Dumai Jalani Perawatan, Penyebab Belum Diketahui
"Kebocoran tersebut diikuti flash serta menyebabkan
getaran dan dentuman keras. Kemudian data terakhir dirasakan sampai radius 1 KM
yang terdampak di perumahan warga," papar Taufik dalam rapat dengar
pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023), dilansir dari CNN
Indonesia.
Ia pun menjelaskan pada saat ledakan terjadi, sistem
emergency shutdown-nya berfungsi, sehingga 2 unit compressor di unit Hydro
Cracker Unit (HCU) tersebut dinonaktifkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan
aktivitas unit-unit lain di Kilang Dumai itu tidak terganggu.
"Kemudian dilakukan pemadaman dan pendinginan dan
Alhamdulillah rekan-rekan di lapangan koordinasi berjalan dengan baik sehingga
pada jam 22.51 api sudah berhasil dipadamkan," jelas Taufik.
Adapun evaluasi lebih lanjut dilakukan pada pukul 23.30
sampai kondisi dinyatakan sudah aman.
Meski begitu, Taufik mengatakan saat ini akar masalah dari
dari insiden flash masih dalam investigasi. Ia juga menyebut investigasi
dilakukan baik oleh internal Pertamina grup dari holding, Dirjen Migas ESDM,
dan dari pihak kepolisian.
"Sampel dari material nanti akan kami lakukan uji
laboratorium untuk melakukan analisis metalurgi untuk memastikan apakah nanti
material seperti ini masih sesuai untuk hydrogen service tersebut atau harus
dilakukan peningkatan kekuatan materialnya," imbuh Taufik.
Berdasarkan keterangan Taufik, Kilang Dumai merupakan kilang
pengolahan minyak terbesar ketiga di Indonesia. Kilang itu memiliki total
kapasitas pengilangan 170 ribu barel per hari atau hampir 16,5 persen dari
total kapasitas kilang Pertamina.
Untuk simplifikasi sistem kilang, tentunya mayoritas produk
dari kilang Dumai adalah produk solar di mana dihasilkan dari CDU dan HCU.
Kilang Dumai meledak pada Sabtu (1/4) lalu. Imbasnya, rumah
hingga masjid di sekitar kilang itu rusak.
Ledakan itu pun mengakibatkan sembilan pekerja di ruang
operator terkena pecahan kaca. KPI Refinery Unit (RU) Dumai menyatakan akan
menanggulangi kerusakan dan bertanggung jawab terhadap korban.
"PT KPI RU Dumai meminta maaf atas kejadian ini dan kami
akan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi di masyarakat," ujar
Area Manager Communication, Relations, & CSRPT PT KPI RU Dumai Agustiawan
dalam keterangan resmi, Minggu (2/4).
Sementara itu, kepolisian menyebut penyebab ledakan dan
kebakaran yang terjadi di Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai itu sementara
diduga akibat kesalahan teknis pada salah satu unit pompa.
Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal mengatakan dari hasil olah
Tempat Kejadian Peraturan (TKP), ledakan diduga disebabkan pelepasan H2 di area
pipa Suction Discharge Area yang menyebabkan flash serta terbakarnya HCU.
"Saat ini dilakukan shutdown dan recovery plan dari
Unit Hydro Cracker yang terbakar di area kilang Pertamina KPI RU II Dumai,"
kata Iqbal saat dikonfirmasi.
Iqbal menjelaskan saat ini polisi masih terus melakukan
investigasi ihwal ledakan yang menyebabkan sembilan orang mengalami luka-luka
ini. Polda Riau, kata dia, juga dibantu oleh tim Pusat Laboratorium Forensik
(Puslabfor) dari Mabes Polri untuk mengusut peristiwa tersebut.
Adapun dari hasil peninjauan ke pemukiman pasca kejadian, ia
memastikan tidak ada masyarakat yang menjadi korban.