bulat.co.id -
JAKARTA | Pengurus
SMSI Sumatera Utara berkunjung ke markas
Kompolnas RI jalan jalan Tirtayasa VII, Jakarta Selatan pada Jum'at (4/5/24). Kunjungan tersebut diterima langsung oleh anggota
komisioner Kompolnas RI
Mohammad Dawam, SH.,MH di ruang kerjanya.
Dalam kunjungan tersebut Mohammad Dawam menginstruksikan pengurus SMSI Sumatera Utara untuk menggelar bedah buku berjudul Radikalisme, Terorisme dan Deradikalisme karyanya bersama Irjen. Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., MM yang saat ini menjabat sebagai asisten SDM Polri.
Dawam menjelaskan buku tersebut berisi tentang cermin kesiapan Polri dalam mengantisipasi paham - paham ekstrim yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
"Buku tersebut mencerminkan kesiapan Polri untuk terus mengantisipasi perkembangan paham paham ekstrem politik berjubah keagamaan terutama yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia." jelas Dawam.
Dawam juga menegaskan Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang sudah final dan merupakan kesepakatan para pendiri bangsa sehingga tidak perlu lagi adanya paham ideologi lain yang berkembang di Indonesia.
Menurutnya SMSI Sumatera Utara harus menggelar kegiatan bedah buku tersebut sebagai bentuk tugas wajib anak bangsa dalam menjaga dan mensosialisasikan nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.
"Sebagai anak bangsa pengurus SMSI Sumut harus aktif mengembangkan dan mensosialisasikan nilai luhur pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara." tutur Dawam.
"Buku tersebut mencerminkan kesiapan Polri untuk terus mengantisipasi perkembangan paham paham ekstrem politik berjubah keagamaan terutama yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Sebagai Ideologi, Pancasila sudah final tidak perlu ada lagi ideologi lain yang ingin mengubah kesepakatan para pendiri bangsa. Tugas kita sebagai anak bangsa adalah terus aktif mengembangkan nilai luhur pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai luhur persatuan Indonesia hari ini penting terus didengungkan seiring perbedaan perbedaan dalam melihat situasi politik, kaamanan, ekonomi maupun sosial budaya. Implementasi nilai luhut pancasila dalam praktik adalah cara paling tepat untuk terus dirawat oleh semua elemen anak bangsa," sambungnya.
"Tentu sudah menjadi semangat bersama dimanapun dan kapanpun untuk mendiskusikan implementasi nilai luhur pancasila. Sebagai anak bangsa, saya berterima kasih kepada semua pihak apabila buku tersebut dibedah dikaji oleh semua komponen bangsa. Tentu saya, Mohammad Dawam dan Prof. Dedi Prasetyo sangat gembira apabila sambutan publik mengarah kepada arah yang lebih positif terkait isi buku maupun implementasi nilai luhur Pancasila," tambahnya.
Satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Indonesia saat ini sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 adalah Destinasi Pariwisata Danau Toba. Oleh karenanya, kata Dawam, Indonesia patut bersyukur memiliki kekayaan alam yang amat indah berupa salah satunya adalah Danau Toba.
"Nikmat Tuhan ini perlu kita rawat, jaga dan kembangkan. Pola pengamanan Polri di seluruh kawasan Pariwisata termasuk Danau Toba menjadi penting dan relevan. Desain Pola Pengamanan juga kedepan bisa berbasis IT, Penyempurnaan Regulasi, Pembangunan Command Center (pusat kendali pengamanan terpadu) di kawasan The Kaldera perlu segera direalisasikan. Lebih lanjut masyarakat setempat juga sebaiknya menjadi lebih bersyukur dalam pengembangan kawasan ini menjadi lebih maju ke depan. Terpenting adalah komitmen Pemerintah kedepan untuk terus memberlakukan keberlanjutan pembangunan kawasan Danau Toba dan Destinasi Pariwisata lainnya, Mandalika NTB, Labuan Bajo NTT, Likupang Sulut, dan Borobudur Jawa Tengah," tutupnya.