BMKG Prediksi Riau, Jambi dan Sumut Alami Kemarau Mulai Februari

- Jumat, 27 Januari 2023 17:45 WIB
BMKG Prediksi Riau, Jambi dan Sumut Alami Kemarau Mulai Februari
Istimewa
Tanah menegring akibat kemarau
bulat.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadinya El Nino yang menyebabkan Indonesia akan memasuki musim kemarau. Musim kemarau ini akan mulai terjadi pada Februari dengan puncaknya berada di bulan Juni dan Juli.

"Mulai muncul di bulan Februari, terutama di wilayah Riau, sebagian Sumatera Utara dan Jambi, ini merupakan indikasi bahwa curah hujan bulanannya menurun artinya rendah, yang artinya itu bisa dianggap sebagai kemarau," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers daring, Jumat (27/1/2023), seperti dilansir dari detikcom.

Baca Juga:Tiga Daerah di Indonesia Kembali Diguncang Gempa

BMKG menjelaskan El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Menurutnya, kondisi itu membuat kondisi di Riau, Jambi, dan Sumut akan lebih kering dibanding wilayah lain. Dia mengatakan kemarau juga akan terjadi di sebagian wilayah Sulawesi dan Papua.


"Itu memang lazim terjadi di daerah tersebut dua kali mengalami musim kemarau. Artinya lebih kering dari wilayah lainnya yang hijau. Juga terjadi di sebagian Sulawesi, dan sebagian kepala burung di Papua," katanya.

Pada bulan Maret, disebutkan terdapat beberapa wilayah yang masih memiliki curah hujan tinggi. Sementara di bulan April, curah hujan akan kembali rendah di wilayah Madura, Jawa Timur, hingga wilayah Nusa Tenggara.

"Maret mayoritas masih hijau artinya curah hujan tinggi, Riau berkurang kembali, masuk ke musim hujan lagi, meski intensitas hujannya relatif rendah," tuturnya.

"April masih mayoritas hijau, kecuali di wilayah sebagain besar Madura dan Jawa Timur, Nusa Tenggara, itu harus mewaspadai curah hujannya rendah, artinya makin kering, lebih kering dari sekitarnya, kurang dari 100 milimeter perbulan. Ini harus diwaspadai relatif kering," sambungnya.

Kemarau Meluas Pada Mei

Curah hujan rendah atau musim kemarau mulai meluas pada bulan Mei di beberapa wilayah, seperti Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pada bulan Juni dan Juli, kemarau akan semakin meluas di seluruh wilayah Indonesia.


"Bahkan Mei semakin meluas, itu Jawa Timur merata, Madura merata, Nusa Tenggara Barat dan Timur Merata semakin meluas, dan sebagian besar Sumatera itu curah hujannya mulai berkurang, apalagi Juni ini semakin meluas Jawa, Sumatera dan sebagian Kalimantan. Juni, Juli curah hujan semakin rendah dan semakin luas di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.

Dwikorita meminta agar masyarakat mewaspadai kemarau sejak saat ini. Dia mengatakan tiga tahun belakangan, Indonesia turut terdampak fenomena La Nina sehingga terjadi kondisi basah.

BMKG menjelaskan La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.


Sementara, pada tahun ini diprediksi kondisi cuaca akan lebih kering sehingga dampaknya harus lebih cepat diantisipasi juga.

"Inilah yang perlu diwaspadai sejak dini, sejak saat ini di bulan Januari, kita harus siap-siap untuk mengadapi fenomena yang relatif lebih kering dari La Nina yang basah 3 tahun berturut-turut, tiba-tiba ini mendadak jadi lebih kering. Jadi harus diwaspadai, diprediksi itu mulai Mei," ujarnya.

Penulis
:
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru