Dwikorita menjelaskan guncangan dirasakan pula di daerah
Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, dan Padang dengan skala intensitas V MMI
yang artinya getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak
terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang
besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
"Jadi yang berpotensi tsunami, saat kami keluarkan
peringatan dini tsunami pada pukul 3 yang lalu yaitu dengan status waspada
artinya ketinggian tsunami 50 cm diprediksi saat itu berada di daerah Nias
Selatan, Pulau Tanah Bala Sumatera Utara," tuturnya.
Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut tercatat benar
terjadi kenaikan muka air laut atau ketinggian tsunami di lokasi Tanah Bala
pada pukul 3 lebih 17 menit Waktu Indonesia Barat dengan ketinggian tsunami 11
cm. Kemudian telah terjadi pula hingga pukul 4.35 Waktu Indonesia Barat gempa
bumi susulan, yaitu menunjukkan adanya 8 aktivitas gempa bumi susulan hingga
pukul 4.35 WIB dengan magnitudo terbesar 4,6.
"Perlu kami rekomendasikan kepada masyarakat, dihimbau
agar tetap tenang, Saya ulangi kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan
tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
agar masyarakat juga menghindari dari bangunan yang retak atau rusak akibat
gempa sebelumnya," sebutnya.
Dia meminta masyarakat untuk memeriksa dan pastikan bangunan
tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa
yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.
"BMKG akan terus melakukan monitoring muka air laut
masyarakat yang berada di wilayah potensi tsunami agar tetap tenang dan
menjauhi pantai hingga BMKG menyampaikan peringatan dini tsunami berakhir, dan
memang pada pukul 5 lebih 17 menit waktu Indonesia bagian barat telah
mengakhiri peringatan dini potensi tsunami," jelasnya.