3 Fakta Banjir Freeport di Papua, 2 Penambang Tewas

- Senin, 13 Februari 2023 09:07 WIB
3 Fakta Banjir Freeport di Papua, 2 Penambang Tewas
Istimewa
Pasca banjir bandang di PT Freeport Indonesia Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Sabtu (11/2/2023).

bulat.co.id - Banjir bandang menerjang Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Banjir yang juga menerjang kawasan PT Freeport Indonesia itu menyebabkan dua orang penambang lokal tewas.

Banjir bandang tepatnya menerjang kawasan pabrik pengolahan konsentrat Mile Point (MP) 74 PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Sabtu (11/2/2023). Akses jalan dilaporkan mengalami kerusakan.

Baca Juga: Indonesia Bakal Alami Fenomena MJO Lagi

Dilansir detikcom, Senin (13/2/2023), berikut fakta-fakta banjir bandang terjang kawasan PT Freeport Indonesia hingga dua orang tewas:

1. Curah Hujan Tinggi

Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati mengatakan banjir terjadi karena curah hujan tinggi. Hal itu membuat ketinggian air kian tinggi.

Katri mengatakan saat ini tim Emergency Preparedness and Response (EPR) PTFI sudah diaktifkan untuk melakukan tindakan. Namun belum dijelaskan secara detail apa tindakan tersebut.

"Curah hujan tinggi pada Sabtu (11/2/2023) di wilayah Tembagapura menyebabkan air mengalir deras di Jalan West Gully, area pabrik pengolahan konsentrat MP 74," kata Katri dalam keterangannya, Sabtu (11/2).

Katri menambahkan, pihaknya akan mengutamakan keselamatan seluruh karyawan yang bertugas di lokasi. Banjir ini dilaporkan menyebabkan kerusakan jalan sehingga akses menuju Mile 74 ditutup sementara.

"Kami mengutamakan keselamatan bagi seluruh karyawan yang bertugas di lokasi," ucapnya.


2. 14 Karyawan Terjebak Dievakuasi

Katri mengatakan ada 14 karyawan yang terjebak saat banjir bandang menerjang. Mereka terjebak di dalam gedung.

"Pukul 20.43 (WIT), 14 karyawan yang terjebak dalam gedung sudah dievakuasi dan tidak ada korban jiwa," ujarnya.

Sementara, Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra juga mengatakan seluruh korban yang dievakuasi dalam kondisi selamat.

"Informasi kami terakhir ke tingkat manajemen. Pihak manajemen menyatakan semua karyawan sampai dengan malam ini dalam kondisi aman," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.


3. Dua Penambang Lokal Hilang

Banjir bandang yang menerjang kawasan pabrik pengolahan konsentrat Mile Point (MP) 74 PT Freeport Indonesia turut berimbas bagi warga lainnya di sekitar lokasi. Pasalnya, 2 penambang lokal juga dikabarkan hilang.

"Kalau dari laporan Kapolsek Tembagapura ada 2 orang yang terimbas atas kejadian banjir tersebut. Namun itu bukan karyawan, non karyawan atau penambang lokal," ujar AKBP I Gede Putra kepada wartawan, Sabtu (11/2).

I Gede menjelaskan pihaknya menerima informasi 2 orang penambang lokal hilang dari keluarga mereka. Dia mengatakan aparat kepolisian akan mendalami informasi tersebut.

"Ini masih sifatnya laporan yang kami terima dari keluarga ke 2 penambang itu," ujarnya.

Dua penambang lokal yang sempat dilaporkan hilang belakangan ditemukan tewas. Keduanya sebelumnya hanyut saat banjir bandang melanda kawasan PT Freeport Indonesia (PTFI) tersebut.

"Kedua korban disebut berinisial JM dan NK yang merupakan masyarakat sekitar area kerja PT Freeport Indonesia (PTFI) ditemukan oleh masyarakat sekitar area kerja PTFI dalam kondisi meninggal," ujar Kapolsek Tembagapura AKP Ahmad Dahlan saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (13/2).

Ahmad menjelaskan, kedua jasad korban banjir bandang PTFI ditemukan di kawasan Mile Point (MP) 70. Keduanya ditemukan secara terpisah pada Sabtu (12/2) kemarin, kemudian satu jenazah lainnya ditemukan Minggu (13/2).

"Temuan jasad korban itu dilaporkan masyarakat ke petugas Polsek Tembagapura yang kemudian bersama-sama dilakukan proses evakuasi," terangnya.

Ahmad menjelaskan, kedua korban merupakan warga sekitar area kerja PTFI. Keduanya kerap melakukan aktivitas penambangan di wilayah tersebut.

"Itu masyarakat yang mendulang di kali dan saat banjir mereka hanyut terbawa," kata Ahmad.

"Masyarakat yang menjadi korban musibah banjir bandang di area PTFI ini merupakan warga sekitar area kerja PTFI yang kerap melakukan aktivitas pendulangan secara tradisional di aliran kali kabur atau aliran pembuangan tailing," tambahnya.

Penulis
:
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru