bulat.co.id - Banjir bandang menerjang Distrik Tembagapura, Kabupaten
Mimika, Papua Tengah. Banjir yang juga menerjang kawasan PT Freeport Indonesia
itu menyebabkan dua orang penambang lokal tewas.
Banjir bandang tepatnya menerjang kawasan pabrik pengolahan
konsentrat Mile Point (MP) 74 PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura,
Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Sabtu (11/2/2023). Akses jalan dilaporkan
mengalami kerusakan.
Baca Juga: Indonesia Bakal Alami Fenomena MJO Lagi
Dilansir detikcom, Senin (13/2/2023), berikut fakta-fakta
banjir bandang terjang kawasan PT Freeport Indonesia hingga dua orang tewas:
1. Curah Hujan Tinggi
Vice President Corporate Communications PT Freeport
Indonesia Katri Krisnati mengatakan banjir terjadi karena curah hujan tinggi.
Hal itu membuat ketinggian air kian tinggi.
Katri mengatakan saat ini tim Emergency Preparedness and
Response (EPR) PTFI sudah diaktifkan untuk melakukan tindakan. Namun belum
dijelaskan secara detail apa tindakan tersebut.
"Curah hujan tinggi pada Sabtu (11/2/2023) di wilayah
Tembagapura menyebabkan air mengalir deras di Jalan West Gully, area pabrik
pengolahan konsentrat MP 74," kata Katri dalam keterangannya, Sabtu
(11/2).
Katri menambahkan, pihaknya akan mengutamakan keselamatan
seluruh karyawan yang bertugas di lokasi. Banjir ini dilaporkan menyebabkan
kerusakan jalan sehingga akses menuju Mile 74 ditutup sementara.
"Kami mengutamakan keselamatan bagi seluruh karyawan
yang bertugas di lokasi," ucapnya.
2. 14 Karyawan Terjebak Dievakuasi
Katri mengatakan ada 14 karyawan yang terjebak saat banjir
bandang menerjang. Mereka terjebak di dalam gedung.
"Pukul 20.43 (WIT), 14 karyawan yang terjebak dalam
gedung sudah dievakuasi dan tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Sementara, Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra juga mengatakan
seluruh korban yang dievakuasi dalam kondisi selamat.
"Informasi kami terakhir ke tingkat manajemen. Pihak
manajemen menyatakan semua karyawan sampai dengan malam ini dalam kondisi
aman," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.
3. Dua Penambang Lokal Hilang
Banjir bandang yang menerjang kawasan pabrik pengolahan
konsentrat Mile Point (MP) 74 PT Freeport Indonesia turut berimbas bagi warga
lainnya di sekitar lokasi. Pasalnya, 2 penambang lokal juga dikabarkan hilang.
"Kalau dari laporan Kapolsek Tembagapura ada 2 orang
yang terimbas atas kejadian banjir tersebut. Namun itu bukan karyawan, non
karyawan atau penambang lokal," ujar AKBP I Gede Putra kepada wartawan,
Sabtu (11/2).
I Gede menjelaskan pihaknya menerima informasi 2 orang
penambang lokal hilang dari keluarga mereka. Dia mengatakan aparat kepolisian
akan mendalami informasi tersebut.
"Ini masih sifatnya laporan yang kami terima dari
keluarga ke 2 penambang itu," ujarnya.
Dua penambang lokal yang sempat dilaporkan hilang belakangan
ditemukan tewas. Keduanya sebelumnya hanyut saat banjir bandang melanda kawasan
PT Freeport Indonesia (PTFI) tersebut.
"Kedua korban disebut berinisial JM dan NK yang
merupakan masyarakat sekitar area kerja PT Freeport Indonesia (PTFI) ditemukan
oleh masyarakat sekitar area kerja PTFI dalam kondisi meninggal," ujar
Kapolsek Tembagapura AKP Ahmad Dahlan saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu
(13/2).
Ahmad menjelaskan, kedua jasad korban banjir bandang PTFI
ditemukan di kawasan Mile Point (MP) 70. Keduanya ditemukan secara terpisah
pada Sabtu (12/2) kemarin, kemudian satu jenazah lainnya ditemukan Minggu
(13/2).
"Temuan jasad korban itu dilaporkan masyarakat ke
petugas Polsek Tembagapura yang kemudian bersama-sama dilakukan proses
evakuasi," terangnya.
Ahmad menjelaskan, kedua korban merupakan warga sekitar area
kerja PTFI. Keduanya kerap melakukan aktivitas penambangan di wilayah tersebut.
"Itu masyarakat yang mendulang di kali dan saat banjir
mereka hanyut terbawa," kata Ahmad.
"Masyarakat yang menjadi korban musibah banjir bandang
di area PTFI ini merupakan warga sekitar area kerja PTFI yang kerap melakukan
aktivitas pendulangan secara tradisional di aliran kali kabur atau aliran
pembuangan tailing," tambahnya.