bulat.co.id -
MEDAN | Dr
Nikson Nababan MSi mendaftar sebagai
bakal calon (balon)
Gubernur Sumatera Utara ke DPW Partai Persatuan Pembangunan (
PPP) untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut (Pilgubsu) 2024.
Nikson Nababan datang didampingi tim, mengembalikan formulir dan menyerahkan berkas pendaftaran ke Kantor DPW PPP Sumut, Jalan Raden Saleh Medan, Sabtu (18/5/2024).
Pendaftaran diterima Ketua Tim Penjaringan Cagubsu PPP 2024, Jhonson Sihaloho, Sekretaris Akhyar Adlani, Kepala Sekretariat Muhammad Soleh dan disaksikan Wakil Ketua PPP Sumut Syahrul Ependi Siregar dan Fitri Siswaningsih mewakili Ketua DPW, Jafaruddin Harahap.
Kepada wartawan, Nikson Nababan mengharapkan dukungan dari PPP. "PPP adalah partai yang sama dengan PDIP karena kebersamaan dibangun dari sejak awal orde baru. Demikian juga kita bersama kemarin di Pilpres, saya pikir juga kita sangat berkeinginan untuk bersama-sama juga di Pilgubsu ini," ujarnya.
Mantan Bupati Tapanuli Utara 2 periode ini menyampaikan keseriusannya ikut kontestasi Pilgubsu 2024. Itu didorong niat yang tulus mengangkat kesejahteraan masyarakat Sumut melalui program pembangunan dengan sistem bottom up (dari bawah), yakni 'Desa Kuat, Kota Maju dan Negara Berdikari'.
Nikson Nababan, peraih gelar doktor (S-3) Ilmu Pemerintahan dan Pembangunan IPDN itu lebih lanjut menjelaskan desa harus dimerdekakan. Sebab di desa menyimpan banyak potensi material dasar (row material), yang bisa dikembangkan dengan konsep hilirisasi.
"Sebenarnya state (negara) itu desa, state awal itu sebuah desa dan di desa itu ada row material. Nah desa itu harusnya nenjadi pusat pertumbuhan, bagaimana kita bangun sebuah desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, sehingga row material itu bisa kita lakukan hilirisasi di sana," jelas Nikson.
Karena itu, jelas Nikson, yang harus dituntaskan terlebih dahulu adalah smart village, lalu kemudian bicara smart city. "Nah kalau itu yang terjadi kalau desa itu sudah kuat, pasti kota-kota maju karena produksi desa masuk dari sana, hilirisasi tadi, maka negara ini akan berdikari, kita akan berhenti impor," jelasnya.
Memerdekakan desa, lanjut Nikson, juga untuk mengurangi urbanisasi. Sama seperti di Kabupaten Taput, yang meskipun penduduk bertambah setiap tahun, namun pertumbuhan ekonomi naik, dilihat dari indikator antara lain pengangguran berkurang, kemiskinan berkurang maupun disparitas (kesenjangan sosial).
"Boleh tumbuh ekonomi , tapi kalau kesenjangan sosial semakin besar, saya pikir itu pertumbuhan ekonomi yang negatif. Tumbuh ekonomi tapi kesenjangan sosial mengecil dan bansos berkurang, itu pertumbuhan ekonomi yang menurut saya positif dan itu yang harus dilakukan pemimpin," jelasnya lagi.
Namun untuk merealisasikannya, tegas Nikson Nababan, harus menghadirkan pemerintahan yang bebas korupsi, praktik suap dan pungutan liar. "Jangan mesti uang tunai, Sumut itu semua urusan harus urus tuntas," tegasnya.
Sementara itu Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur PPP Sumut, Jhonson Sihaloho, mengatakan Nikson Nababan adalah balon Gubernur pertama yang mendaftar ke PPP Sumut.
Selanjutnya berkas Nikson Nababan akan diproses lebih lanjut. "Nanti kita kirimkan ke DPP di Jakarta untuk selanjutnya memutuskan rekomendasi calon," jelas Jhonson.
Namun Jhonson mengakui pihaknya sudah lama melirik Nikson. Mereka menggali berbagai hal informasi menyangkut sosok Nikson dalam kapasitasnya selama ini sebagai Bupati Tapanuli Utara 2 periode. "Ke Taput pun kami sudah turun," sebutnya.
Sehingga dengan informasi itu, akan menjadi bahan tambahan penjelasan kepada DPP PPP sebelum nantinya menentukan rekomendasi. "Intinya kami mengenal baik sosok Nikson Nababan yang kami pikir telah berhasil membangun Taput," jelasnya.
Jhonson pun menyampaikan apresiasinya atas pendaftaran Nikson. Menurutnya langkah tersebut menjadi contoh perlunya kerjasama antar partai politik untuk membangun Sumut, mengingat Nikson adalah kader PDIP, dimana di Sumut memiliki 22 kursi dan bisa mengusung kader sendiri.