bulat.co.id -
JAKARTA I
Ekonomi Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, menganggap Faisal Basri sebagai sosok yang berani menyampaikan pendapat dan kritik terkait kebijakan publik.
"Bang Faisal sebagai peneliti dan insan akademik yang jujur dan tegar berjuang menyampaikan pandangan, masukan dan kritik, terlebih untuk perihal kebijakan publik yang mencederai keadilan sosial," ujarnya kepada media pada hari Kamis di Jakarta.
Menurut Budi, Faisal juga merupakan sosok inspiratif dan pembimbing yang mendukungnya dalam menekuni karier di bidang keuangan.
"Saya hanya menambahkan kesaksian bahwa Bang Faisal Basri orang baik. Beliau tidak hanya dosen pembimbing dan mentor yang sangat berjasa memasukkan saya di Bahana Sekuritas tahun 1997 sehingga menekuni karir di industri keuangan," katanya.
Budi juga menyebutkan bahwa Faisal tidak hanya mengajarkan berpikir analitis dan terapan tetapi juga cara menulis yang baik. Ia menyatakan dukacita mendalam atas kepergian Faisal Basri, seorang ekonom senior dari Universitas Indonesia yang juga merupakan salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef).
Faisal Basri meninggal dunia pada tanggal 5 September 2024 di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
Ia lahir di Bandung pada tanggal 6 November 1959 dan menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Ia juga meraih gelar Master of Arts di bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika pada tahun 1988.
Keponakan dari mantan Wakil Presiden RI Adam Malik ini memulai karir sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Sebelumnya, dalam sebuah diskusi publik, Faisal Basri menyatakan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kualitas manusia, bukan hanya berapa kilometer jalan yang dibangun.
"Pembangunan itu kan ujung-ujungnya adalah meningkatkan kualitas manusia, bukan berapa kilometer jalan yang dibangun, tapi manusianya itu berkualitas (atau) tidak," katanya.
Menurutnya, salah satu indikator peningkatan kualitas manusia adalah tingkat harapan hidup yang lebih panjang. Namun, hal itu dinilai belum terwujud sepanjang pemerintahan Joko Widodo.
Faisal juga menyebutkan bahwa bantuan sosial (bansos) belum dijadikan mekanisme terpadu dalam pengelolaan ekonomi menjadi jaring pengaman sosial.
Tidak hanya sebagai seorang ekonom senior, Faisal Basri juga dikenal sebagai sosok yang berani menyuarakan kritik dan pandangan yang tajam terkait dengan kebijakan publik.
Pernyataan dan kiprahnya telah memberikan banyak kontribusi dalam dunia ekonomi Indonesia. Semoga Faisal Basri diberikan tempat yang layak di sisi Allah SWT.