Sudah Empat Kasus Gagal Ginjal Akut Serang Anak-anak di NTT, Tiga Meninggal

- Senin, 24 Oktober 2022 19:03 WIB
Sudah Empat Kasus Gagal Ginjal Akut Serang Anak-anak di NTT, Tiga Meninggal
Ilustrasi kasus Gagal Ginjal Akut d NTT - (Foto: Istimewa)

bulat.co.id - Kasus gagal ginjal akut sudah menyerang anak-anak di NTT. Sejauh ini sudah empat kasus di NTT, tiga di antaranya meninggal dunia.

Hal itu dikatakan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, dr. Woro Indri Padmo Siwi di Kupang, Senin (24/10/2022).

Menurut Indri, empat kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak NTT tersebut masing-masing di kabupaten Rote Ndao, Waikabubak, Kota Kupang dan Nagekeo.

Indri menuturkan, jika orang tua menemukan anaknya sakit demam, pilek dan diare maka segera diperiksa ke dokter. Para orang tua juga diimbau untuk tidak memberi obat sirup atau obat tablet kepada anak untuk menurunkan panas.

"Maksudnya agar jangan beli obat sendiri, apalagi dalam bentuk sirup. Karena memang untuk sementara ini belum bisa diidentifikasi sirup apa saja yang kelebihan dosisnya. Untuk itu ditunda minum obat-obatan yang berbentuk sirup. Misalnya panas ya jangan dikasih sirup, kalau ada tablet itu lebih bagus. Anak jangan dikasih sirup sampai kita mendapat hasil resmi mana yang tidak boleh dipakai dan mana yang boleh dipakai," ungkapnya Indri.

Dia juga mengimbau agar para dokter anak di NTT lebih waspada dan melaporkan jika ada kasus gagal ginjal akut yang secara medis dikenal dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal, yakni kondisi menurunnya organ ginjal secara cepat kepada Menkes, IDAI maupun ke dinas kesehatan setempat agar bisa dilacak untuk mencari tahu obat-obat apa yang kemungkinan menimbulkan gagal ginjal akut tersebut.

IDAI NTT berharap, pemerintah mesti berpartisipasi melakukan surveilans terhadap pasien-pasien tersebut, baik yang masih dirawat atau yang sudah meninggal dunia.

"Kami juga menghimbau agar sementara ini orang tua jangan panik. Misalnya anaknya ada sakit batuk, pilek dan mencret. Juga menghimbau agar pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun posyandu, RSUD untuk sementara menyetop pemberian obat sirup dan kalau bisa tablet saja dulu," katanya.

(ted)

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru