Kemenkes Pastikan Kasus Penyakit Ginjal Misterius Tidak Berkaitan Covid-19

- Sabtu, 15 Oktober 2022 12:28 WIB
Kemenkes Pastikan Kasus Penyakit Ginjal Misterius Tidak Berkaitan Covid-19
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

bulat.co.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan fenomena lonjakan kasus penyakit gangguan ginjal akut misterius pada golongan usia anak di Indonesia tidak ada keterkaitan dengan infeksi virus corona (Covid-19)

Hal itu Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi merespons dugaan adanya keterkaitan antara penyakit gagal ginjal misterius pada anak dengan Covid-19.

"Tidak kalau itu (terkait Covid-19), sudah pasti tidak," kata Nadia, dilansir dari CNNIndonesia.com, Jumat (14/10/2022).

Nadia mengatakan hingga saat ini pemerintah bersama stakeholder masih terus melakukan penyelidikan terhadap kemunculan kasus ini. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan juga telah menerbitkan surat edaran Nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal.

Selain itu, Kemenkes juga tengah koordinasi dengan para ahli kesehatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengadakan investigasi terkait kasus mirip di Gambia, Afrika Barat untuk mengetahui penyebabnya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan tim kesehatan dari Gambia, Afrika Barat yang telah memiliki kasus serupa, ada dugaan ke arah konsumsi obat anak yang mengandung etilen glikol. Kendati demikian, untuk kasus di Indonesia pihaknya belum menemukan cukup bukti adanya keterkaitan dengan kandungan obat yang dikonsumsi para pasien.

"Kalau obat sampai saat ini dari pasien yang ada tidak ditemukan kandungannya, tapi belum bisa jadi kesimpulan ya. Oleh karena itu masih dikaji terus," ujar Nadia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelumnya sepakat untuk menggunakan istilah gangguan ginjal akut progresif atipikal pada tren lonjakan kasus misterius pada anak ini lantaran sifatnya yang cepat dan tidak biasa. Tren kasus dilaporkan sempat memuncak pada September lalu dan terpantau mulai mengalami penurunan pada Oktober ini.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan berdasarkan laporan dari 14 cabang IDAI di daerah, total kasus kumulatif terhitung sebanyak 131 kasus pasien yang mengalami penyakit ini.

Rata-rata pasien berusia di bawah lima tahun. Namun, beberapa pasien di DKI Jakarta berusia 8 tahun. Tak cuma itu, di luar DKI Jakarta juga dilaporkan pasien berusia belasan tahun.

Pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi kurang lebih seragam. Mereka mengalami demam, batuk, pilek, diare, dan muntah. Pasien juga dilaporkan mengalami penurunan intensitas buang air kecil dalam sehari atau bahkan tidak sama sekali. (Red)

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru