bulat.co.id -
BEIJING | Tiongkok akan memberlakukan
pembatasan ekspor dua bahan
mineral penting dalam pembuatan cip komputer, yaitu
galliumdan
germanium, mulai bulan depan.
Kedua logam tersebut sangat penting
dalam pembuatan mikrocip, kendaraan listrik, peralatan militer, dan komunikasi.
Di sisi lain, AS sedang bersiap untuk membalas dengan memutus akses Tiongkok ke
layanan cloud termasuk dari Amazon dan Microsoft.
Tiongkok dan Amerika Serikat telah
terlibat dalam perang perdagangan teknologi yang semakin meningkat sejak 2019.
Amerika Serikat telah menggunakan daftar hitam perdagangan dan pembatasan
ekspor menyeluruh untuk memutus Tiongkok dari komponen teknologi kunci dan semikonduktor
atau cip.
Baca Juga :Arab Saudi dan Rusia Pangkas Produksi Minyak, Ini Penyebabnya
Komponen teknologi yang krusial ini
telah menjadi titik fokus dalam pertempuran antara dua kekuatan besar tersebut.
Tiongkok belum melakukan banyak
tindakan balasan sejauh ini, tetapi pada bulan Mei mereka menyebut perusahaan
chip Amerika Serikat, Micron, sebagai "ancaman keamanan utama". Sekarang,
Beijing sedang mencari kekuatan dalam bidang logam dan bahan yang digunakan
dalam elektronik dan semikonduktor.
Kementerian perdagangan Tiongkok
mengatakan bahwa peraturan baru akan mengharuskan eksportir gallium dan germanium
untuk mendapatkan lisensi pengiriman logam-logam tersebut. Beijing
memberlakukan aturan baru ini atas alasan keamanan nasional.
Baca Juga :Gegara Hal Ini Kepulangan Satu Jemaah Haji Asal Aceh Ditunda
"Sebuah tembakan peringatan, bukan
pukulan fatal. Meskipun aturan baru ini mengharuskan eksportir Tiongkok
untuk mendapatkan izin terlebih dahulu, tidak ada larangan ekspor ke negara
atau pengguna akhir tertentu," kata Eurasia Group.
Eurasia Group mencatat bahwa langkah-langkah
Beijing akan memiliki dampak terbatas pada pasokan global mengingat cakupan
yang ditargetkan.
Tiongkok memproduksi 60% dari
germanium dunia dan 80% dari gallium, menurut sebuah lembaga industri Critical
Raw Materials Alliance. Amerika Serikat dan Eropa tidak mengimpor jumlah yang
besar dari logam-logam ini. Menurut data pemerintah, Amerika Serikat menerima
$5 juta logam gallium dan $220 juta gallium arsenida pada tahun 2022.
Penggunaan germanium lebih tinggi,
dengan Amerika Serikat mengimpor logam ini senilai $60 juta, sementara Uni
Eropa mengimpor sebesar $130 juta germanium pada tahun 2022, menurut data dari
S&P Global Market Intelligence.
Germanium dan gallium adalah logam
yang tidak ditemukan secara alami. Mereka dibentuk sebagai produk sampingan
dari pengolahan logam lainnya.
Germanium, logam berwarna
perak-putih, terbentuk sebagai produk sampingan dari produksi seng. Sementara
itu, gallium, logam lunak berwarna perak, adalah hasil dari pengolahan bauksit
dan bijih seng.
Germanium memiliki beberapa
penggunaan, termasuk dalam produk surya dan serat optik. Logam ini transparan
terhadap radiasi inframerah dan dapat digunakan dalam aplikasi militer, seperti
kacamata penglihatan malam.
Baca Juga :Pegawai Toko Roti Tewas di Medan Diduga Gegara Hirup Asap Genset
Panel surya yang mengandung
germanium digunakan dalam aplikasi di luar angkasa.
Gallium digunakan dalam pembuatan
senyawa kimia gallium arsenida, yang dapat digunakan untuk cip frekuensi radio
pada ponsel seluler dan komunikasi satelit, misalnya. Senyawa tersebut juga
merupakan bahan utama dalam semikonduktor.
Menurut CRM Alliance, Gallium
arsenida sulit diproduksi, dan hanya beberapa perusahaan di dunia yang dapat
melakukannya. Salah satunya berlokasi di Eropa, sementara yang lainnya ada di
Jepang dan Tiongkok.
Negara lain juga mampu memproduksi logam-logam
ini. Belgia, Kanada, Jerman, Jepang, dan Ukraina dapat memproduksi germanium.
Sementara itu, Jepang, Korea Selatan, Ukraina, Rusia, dan Jerman memproduksi
gallium.