bulat.co.id -
Prancis | Hingga saat ini, kerusuhan di
Prancis masih terus terjadi. Pemerintah
Prancis telah mengirimkan pasukan komando elite
GIGN untuk membantu polisi menghadapi aksi kerusuhan dan kekerasan lanjutan yang terjadi di Prancis.
GIGN ini merupakan unit penyelamat sandera tertinggi di Prancis, mirip dengan SAS dan mereka telah tiba di Marseille pada Sabtu (1/7/23) malam.
"Hasil dari malam itu dapat diringkas dalam satu kata, apokaliptik (kehancuran)," kata Rudy Manna, dari Serikat polisi Bouches-du-Rhone.
Baca Juga :Polisi Prancis Tembak Remaja, Begini Kronologi dan Aksi Massa yang Memanas
"Kami melihat adegan gerilyawan di pusat Kota Marseille, distrik-distrik utara juga terkena dampak penjarahan, pembakaran kendaraan dan tempat sampah," tambahnya.
Gerald Darmanin, menteri dalam negeri Prancis, mengatakan banyak sumber daya dikirim ke dua kota yang bertikai, yang menjadi lokasi bentrokan terburuk sejak kerusuhan.
Kerusuhan pecah di Prancis setelah aksi penembakan yang dilakukan polisi kepada seorang remaja berusia 17 tahun bernama Nahel Merzouk di Nanterre, Selasa lalu.
Baca Juga :Israel Recanakan Bangun 5.700 Unit Rumah di Tepi Barat
Sekitar 45.000 petugas polisi dan Gendarme dikerahkan pada Sabtu (1/7/2023) malam, setelah ratusan orang berkumpul untuk menguburkan korban penembakan polisi berusia 17 tahun di pinggiran kota Paris, Nanterre.
"Sejak awal malam, semua kelompok yang berpotensi melakukan kekerasan di pusat kota telah dibubarkan secara sistematis oleh polisi dan gendarme, jika perlu dengan menggunakan gas air mata. Situasi sudah terkendali," kata Prefektur Kepolisian Bouches-du-Rhone.