bulat.co.id -
GAZA | Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan
warga Palestina tidak boleh berada di bawah tekanan untuk meninggalkan Gaza, dan harus diizinkan kembali ke rumah mereka jika kondisinya memungkinkan.
Blinken mengutuk pernyataan beberapa menteri
Israel yang menyerukan pemukiman kembali
warga Palestina di luar Gaza.
Hal ini disampaikannya saat pengepungan di
Gaza memasuki bulan keempat.
"Warga sipil
Palestina harus bisa kembali ke rumah mereka sesegera mungkin jika kondisinya memungkinkan," terangnya.
"Mereka tidak bisa, mereka tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza," lanjutnya.
Kunjungan Blinken dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, dan kekhawatiran bahwa perang di
Gaza dapat meluas.
Dalam kesempatan itu, Blinken juga menyoroti kematina wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri yang dibunuh dalam dugaan serangan
Israel di Beirut selatan pada Selasa (2/1/2024) bersama dengan enam orang lainnya. Yakni dua komandan militer Hamas dan empat anggota lainnya.
"Ini adalah momen ketegangan yang mendalam di kawasan ini. Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah menyebar, menyebabkan lebih banyak ketidakamanan dan penderitaan," ujarnya.
Blinken juga mengatakan bahwa kematian jurnalis Hamza al-Dahdouh, putra tertua kepala biro Al Jazeera di
Gaza yang tewas dalam serangan
Israel di
Gaza selatan, adalah "tragedi yang tak terbayangkan".
Dia menambahkan bahwa terlalu banyak pria, wanita dan anak-anak
Palestina yang tidak bersalah yang tewas dalam perang tersebut.
Blinken diketahui tiba di Qatar setelah singgah di Yordania, Turki dan Yunani. Dia berangkat ke Abu Dhabi pada Minggu (7/1/2024) malam, dan pada Senin (8/1/2024) dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
Seperti diketahui, lebih dari 22.000 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak – telah terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Mereka telah melaporkan sedikitnya 113 kematian selama 24 jam pemboman Israel.
Perang terbaru ini dipicu oleh serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok bersenjata Hamas di
Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang – sebagian besar
warga sipil – dan sekitar 240 lainnya disandera.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir minggu ini mengeluarkan seruan untuk mendorong migrasi penduduk
Gaza sebagai solusi terhadap krisis tersebut.
Pernyataan resmi dari pemerintah
Israel adalah bahwa
warga Gaza pada akhirnya akan dapat kembali ke rumah mereka, meskipun belum ada penjelasan bagaimana atau kapan hal ini dapat dilakukan.
Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, gerakan kuat yang didukung Iran di Lebanon, menggambarkan pembunuhan Arouri sebagai "agresi
Israel yang mencolok" yang tidak akan dibiarkan begitu saja.
Hizbullah kemudian menembakkan roket ke
Israel pada Sabtu (6/1/2024) sebagai "tanggapan awal" terhadap pembunuhan Arouri.
PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al -Thani mengatakan bahwa pembunuhan Arouri telah mempengaruhi "proses yang rumit".