Menggugah Kesadaran Dunia: 640 Ribu Nyawa Anak Gaza Terancam Akibat Polio

Dedi S - Sabtu, 31 Agustus 2024 17:30 WIB
Menggugah Kesadaran Dunia: 640 Ribu Nyawa Anak Gaza Terancam Akibat Polio
Antara
Warga berebut untuk mendapatkan bantuan pangan di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara. Wilayah Gaza saat ini dilanda krisis kemanusiaan dengan jutaan orang yang mengungsi serta terbatasnya makanan, air bersih, dan obat-obatan.
bulat.co.id -MEDAN I Sebuah ancaman baru dalam bidang kesehatan muncul di Jalur Gaza, Palestina, wilayah yang selama setahun terakhir menjadi pusat perhatian dunia karena konflik berkepanjangan.

Polio, penyakit yang seharusnya sudah menjadi bagian dari masa lalu kini kembali muncul sebagai ancaman serius.

Pada Juli 2024, Kementerian Kesehatan Gaza menetapkan wilayah tersebut sebagai daerah epidemi polio setelah terkonfirmasinya kasus pertama dalam 25 tahun terakhir terdeteksi di Kota Deir Al Balah, Gaza tengah.

Polio adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama rentan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

Dari setiap 200 kasus infeksi, satu di antaranya dapat mengalami kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan dan antara 5-10 persen dari mereka yang mengalami kelumpuhan akhirnya meninggal dunia akibat kegagalan fungsi otot pernapasan.



Situasi ini semakin memburuk karena kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai di Gaza, yang telah hancur akibat konflik.

Untuk mengatasi krisis ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merencanakan kampanye vaksinasi polio dua tahap di Gaza bagi lebih dari 640.000 anak di bawah usia 10 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui penyediaan 1,6 juta dosis vaksin polio, dan UNICEF serta Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mempersiapkan pengiriman vaksin serta peralatan rantai dingin yang diperlukan untuk penyimpanan vaksin.

Namun demikian, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi di Gaza.

Pasukan Israel berulangkali mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga Gaza, yang menjadi target vaksinasi polio.

Rencana semula, kampanye vaksinasi polio di Gaza akan dilaksanakan akhir Agustus 2024, namun mundur hingga ada akses dan jaminan keamanan yang jelas dari Israel.

Walau adanya pengumuman WHO tentang "komitmen awal untuk jeda kemanusiaan khusus wilayah" selama kampanye vaksinasi polio yang akan dimulai pada 1 September di Jalur Gaza, namun tetap memerlukan komitmen Israel untuk kepastian jeda tersebut.

Michaud selanjutnya menyerukan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan menghormati komitmen mereka untuk melindungi keselamatan dan keamanan personel serta fasilitas PBB.


Sejak pecahnya perang antara Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, situasi di Gaza semakin memburuk. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Selain itu, blokade yang diberlakukan Israel menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan di wilayah tersebut. Dalam kondisi ini, anak-anak di Gaza menjadi kelompok yang paling rentan.

Diperkirakan sekitar 50.000 bayi telah lahir di Gaza sejak Oktober tahun lalu, dan banyak di antaranya belum menerima vaksinasi akibat krisis yang sedang berlangsung.

Dalam kondisi yang semakin memburuk, upaya vaksinasi polio di Gaza menjadi sangat penting. UNICEF, WHO, UNRWA, dan mitra-mitranya telah mengirimkan 1,2 juta dosis vaksin polio tipe 2 ke Gaza. Kampanye vaksinasi ini akan menyasar lebih dari 640.000 anak di wilayah tersebut.

Wakil Direktur Senior Lapangan UNRWA, Sam Rose, menyoroti kondisi yang semakin sulit di Gaza. "Keluarga-keluarga yang terus-menerus mengungsi dan seringnya relokasi karena perintah evakuasi Israel menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyebaran virus polio," kata Rose.

Walau demikian, upaya vaksinasi polio di Gaza dihadapkan pada tantangan besar. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres serta Gilles Michaud dari Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Keselamatan dan Keamanan, menyoroti bahaya besar yang dihadapi staf PBB dan pekerja kemanusiaan di Gaza.

Dalam pernyataannya, Michaud menyatakan PBB semakin kehabisan tempat aman untuk melindungi stafnya di tengah operasi militer Israel yang terus berlangsung.

Keadaan ini semakin sulit, mengingat kampanye vaksinasi polio yang dijadwalkan dimulai awal September kian dekat. Pemesan tinggi Uni Eropa untuk luar negeri dan kebijakan keamanan, Josep Borrell, menyatakan keprihatinannya terhadap situasi tersebut.


Lebih lanjut, ia mendesak adanya gencatan senjata kemanusiaan selama tiga hari guna memungkinkan vaksinasi oleh WHO dan UNICEF.

Dengan tantangan yang semakin besar dan ancaman yang semakin nyata, komunitas internasional dituntut untuk mengambil tindakan cepat guna memastikan anak-anak di Gaza terlindungi dari wabah polio yang dapat merenggut nyawa mereka.

PBB dan mitra-mitranya kini menyerukan masyarakat internasional untuk menekan Israel agar mengizinkan masuknya vaksin polio dan penyelenggaraan vaksinasi yang aman di Gaza. Tanpa tindakan segera, kesehatan ratusan ribu anak di wilayah tersebut akan berada dalam bahaya besar.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Dedi S
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru