bulat.co.id - Argentina, Siprus, Kroasia dan enam negara lainnya telah
melegalkan kegunaan ganja untuk kepentingan Medis. Kini, Maroko meresmikan
laboratorium pertamanya untuk penelitian penggunaan ganja untuk medis dan
industri lainnya, seperti makanan pada Senin (6/3/2023).
Hal ini disampaikan oleh Koperasi Bio Cannat yang menyatakan
bahwa laboratorium di Chefchaouen akan digunakan untuk meneliti penggunaan
ganja dalam industri makanan dan farmasi.
Baca Juga: Pemilik Ladang Ganja di Sibatu-batu Masih Buron
Disebutkannya, laboratorium di kota tersebut telah
memperoleh izin untuk meneliti ganja dalam industri dan kedokteran pada Oktober
2022.
Koperasi itu menuturkan zat dari ganja akan digunakan untuk
memproduksi banyak jenis makanan, medis, dan paramedis lantaran terbukti banyak
memiliki manfaat dalam meredakan sakit.
"Akan ada percobaan pertanian dengan beberapa petani di
Chefchaouen untuk menyediakan bahan baku setelah menyediakan benih yang
dimaksud untuk tujuan ini," demikian pernyataan resmi itu, seperti dikutip
CNN Indonesia.
November lalu, Kementerian Dalam Negeri Maroko menyatakan
mereka berhasil menurunkan budidaya ganja ilegal sekitar 80 persen. Tahun lalu,
Maroko juga meluncurkan rencana penggunaan ganja medis dan industri.
Pemerintah Rabat juga telah mengeluarkan undang-undang yang
melegalkan penggunaan zat ganja di sektor industri dan obat-obatan.
UU tersebut berguna untuk menambah penghasilan para petani
dan mengurangi pengedaran narkoba.
Meski begitu, hingga saat ini Maroko melarang penggunaan
ganja untuk rekreasi.
Saat ini, Maroko menjadi negara Islam pertama yang membuka
lab penelitian kegunaan ganja untuk makanan dan medis. Maroko sendiri merupakan
sebuah negara Islam yang mengikuti aturan syariat. Hampir 99 persen penduduk
Maroko bergama Islam.
Maroko juga merupakan anggota Liga Arab sehingga masyarakatnya
juga dekat budaya bangsa Arab. Meski begitu, secara fakta geografis, Maroko dan
rakyatnya termasuk bangsa Afrika utara.