Kodok Raksasa Seberat 2,7 Kilogram Disuntik Mati

- Senin, 23 Januari 2023 18:30 WIB
Kodok Raksasa Seberat 2,7 Kilogram Disuntik Mati
Tangkapan Layar
Todzilla
bulat.co.id -Kodok tebu (Rhinella marina) raksasa ditemukan dan ditangkap di Queensland, Australia. Seberat 2,7 kilogram, kodok itu dijuluki Toadzilla saking besarnya, kemungkinan hewan paling jumbo yang pernah tercatat di spesiesnya. Namun kodok raksasa itu langsung disuntik mati. Kenapa?

Para polisi hutan menemukan amfibi raksasa itu di Taman Nasional Conway. Via Twitter, mereka mengaku terkejut menemukan katak tebu 'monster' yang beratnya kira-kira sama dengan ayam jantan.

Baca Juga: Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh

"Sejujurnya saya tidak percaya, saya belum pernah melihat sesuatu sebesar ini," kata Kylee Gray, seorang penjaga hutan yang dikutip dari detikInet, Senin (23/1/2022).

Gray menggambarkan temuan itu sebagai kodok tebu besar berkutil buruk rupa di tanah.


Ia dan rekan-rekannya menduga kodok raksasa itu betina karena kodok tebu betina tumbuh lebih besar daripada yang jantan. Sebelumnya, rekor berat kodok sejenis adalah 2,65 kilogram, ditemukan tahun 1991 di Australia juga.

Setelah menimbang, penjaga hutan menyuntiknya mati sesuai prosedur di sana, terutama karena kerusakan lingkungan yang mereka timbulkan. "Kodok tebu sebesar itu akan memakan apa saja yang dapat dimasukkan ke mulutnya, termasuk serangga, reptil, dan mamalia kecil," kata Gray.

Kodok tebu dianggap salah satu hama atau spesies invasif terburuk di dunia. Sekitar 2.400 kodok dilepaskan ke Queensland tahun 1935 dengan harapan membantu mengendalikan populasi kumbang tebu. Tapi karena kodok tidak memiliki predator alami di sana dan dapat bertelur antara 8.000 dan 30.000 telur hampir sepanjang tahun, mereka menyebar sangat cepat.

Amfibi ini dikenal beracun. Menurut National Geographic, mereka mengeluarkan racun yang disebut bufotoxin yang dapat menyebabkan henti jantung.

"Hewan lokal yang memakan kodok tebu, mati hampir seketika ketika mereka menggigitnya," tulis peneltiian dari Universitas Australia Barat pada tahun 2012. Dengan demikian mereka semakin merajalela.

Penulis
:
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru