- bulat.co.id - India mencatat 6.155 kasus baru dalam 24 jam dengan jumlah
total kasus aktif sebanyak 31.194 kasus per Sabtu (8/4/2023). Lonjakan kasus
ini diperkirakan disebabkan oleh varian baru XBB.1.16 atau dikenal dengan
sebutan Arcturus.
Selain menyebabkan peningkatan kasus yang begitu drastis,
varian ini juga disebut-sebut menimbulkan gejala yang sebelumnya tak terlihat
pada varian lainnya dan banyak menyerang anak-anak. Gejala tersebut meliputi
mata lengket dan konjuktivitis atau peradangan pada selaput mata yang dalam
kasus Arcturus ini menyebabkan mata gatal.
Baca Juga: 57.600 Anak di Indonesia Derita TBC
Gejala yang terlihat pada mata ini disebut sebagai ciri khas
baru karena belum pernah terlihat pada varian-varian sebelumnya. Selain itu,
gejala lainnya yang banyak dialami kurang lebih tak jauh berbeda dengan varian
sebelumnya, yaitu demam tinggi, batuk, dan pilek.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van
Kerkhove, mengatakan bahwa subvarian ini belum tergolong berbahaya. Namun, tak
menutup kemungkinan bahwa virus ini bisa terus berubah dan menjadi berbahaya.
Dilansir dari detikHealth, Minggu (9/4/2023), Para ahli juga
sempat menyorot pertumbuhan subvarian Arcturus yang diketahui memiliki
pertumbuhan yang cukup agresif, hingga mencapai 140 persen.
Saat ini, India terus mengalami peningkatan kasus yang
signifikan. Selama beberapa waktu terakhir, jumlah kasus baru setiap harinya
selalu menyentuh angka ribuan. Dalam 24 jam terakhir, India mencatat 6.155
kasus baru.
Menanggapi peningkatan tersebut, pemerintah India mengaku
telah melakukan persiapan untuk memastikan kesiapan fasilitas dan tenaga
kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19.