bulat.co.id -
GAZA | Perilaku biadab
Israel terhadap warga Palestina di Jalur
Gaza semakin menjadi-jadi. Sebanyak empat
wanita hamil di wilayah Tal al-Zaatar, bagian utara wilayah kantong tersebut,
ditembak mati tentara Israeli Defense Forces (IDF) dan mayatnya dikubur menggunakan buldoser.
Sebelum ditembak, para
wanita malang ini sedang berjuang ke Rumah Sakit Al-Awda untuk melahirkan dan membawa kain putih bersama mereka — sebagai simbol bahwa mereka tak membawa ancaman.
Nahas, hal itu tidak digubris IDF dan keempatnya tetap ditembaki dari jarak dekat.
Dikutip dari The New Arab, kepada jurnalis Palestina dari Al Jazeera, Anas al-Sharif, para saksi mata mengungkapkan bahwa setelah digilas buldoser, mayat-mayat
wanita hamil tersebut dibiarkan tidak terkubur sebagaimana mestinya.
Potongan-potongan tubuh itu dibiarkan tergeletak di atas tanah, yang seolah di mana pun kaki berpijak telah menjadi kuburan.
Di sisi lain, direktur kantor media pemerintah di Jalur Gaza, Ismail al-Thawabteh, turut mengkonfirmasi terjadinya peristiwa tak manusiawi yang terjadi di wilayah Tal al-Zaatar.
"Kami telah menerima kesaksian bahwa tentara pendudukan telah melakukan eksekusi lapangan terhadap lebih dari 137 warga sipil Palestina di
Gaza dan gubernuran utara," ujar al-Thawabteh, dalam konferensi pers di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa pada Sabtu (23/12/23).
Menurut kesaksian warga, sambung al-Thawabteh, Israeli Defense Forces (IDF) mengerahkan pasukannya untuk menembaki siapa pun yang terlihat dan membiarkan mereka begitu saja. IDF seolah tidak mempedulikan apakah mereka warga sipil atau anggota Hamas.
"Mereka mengibarkan kain putih, tetapi penjajah menembaki mereka dari jarak dekat dan kemudian menguburkan mereka di tempat," jelas dia.
Tragedi nahas ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur
Gaza mengumumkan korban jiwa akibat serangan
Israel sejak 7 Oktober telah mencapai 20.258 orang, sementara sebanyak 53.688 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.
"Tentara
Israel melakukan 1.720 pembantaian selama perang, mengakibatkan 27.258 orang gugur dan hilang, termasuk 20.258 orang yang mencapai rumah sakit, termasuk 8.200 anak-anak, 6.200 wanita, 310 staf medis, 35 dari pertahanan sipil, dan 100 wartawan," jelas al-Thawabteh, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Terlepas dari semakin menggunungnya korban jiwa, al-Thawabteh memperingatkan angka tersebut masih akan terus bertambah. Hal itu seiring dengan ribuan mayat yang diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan dan bencana kelaparan yang mengancam lebih dari 2 juta orang penduduk di Gaza.
"7.000 orang masih hilang, baik di bawah reruntuhan atau belum diketahui nasibnya, dan 70% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan," tutup al-Thawabteh.