Karena itu menurut Damai, berdirinya
Bank Sampah
Yamantab (BSY) diharapkan menjadi salah satu cara dalam upaya pengendalian sampah agar tidak lagi mencemari dan merusak lingkungan.
"Memang ini bukan tugas mudah, kesadaran semua pihak dibutuhkan agar sampah di sektor hulu bisa mulai tertangani. Bagaimana agar sampah sudah mulai terkendali dari rumah tangga, di perkantoran, sekolah, restoran, hotel dan lainnya. Salah satu penanganan di sektor hulu itu, yakni mulai memilah sampah," kata Damai.
Dia menambahkan, di
Bank Sampah
Yamantab beragam program sudah direncanakan. Mulai dari program Tabung Sampah dari para nasabah, daur ulang sampah hingga aksi-aksi sosialisasi tentang sampah ke komunitas masyarakat.
Dia mengaku, di awal pendirian
Bank Sampah tersebut, pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pengembangan agar peran
Bank Sampah berjalan efektif dan keberadaannya diterima banyak kalangan.
"Yang terpenting memang bagaimana membangun mindset, membangun kesadaran berpikir dan cara pandang kita. Misalnya apa, merubah pandangan bahwa bukan sampah yang menjadi akar masalah, tapi perilaku kita, pola hidup kita yang selama ini abai dan menjadikan sampah sebagai musuh dan sesuatu yang tak bernilai. Sampah adalah dampak dari buruknya pola hidup kita, dampak dari buruknya perilaku kita dalam menangani sampah. Padahal, tak ada sampah kalau tak ada aktifitas kita. Karena itu ayo bertanggungjawab terhadap sampah yang kita hasilkan," urai Damai.