bulat.co.id -
Perundungan atau bullying dialami seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Medan. Korban MHD dianiaya seniornya atau alumni dari sekolah tersebut yang kini kuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU).
Berikut sederet fakta terkait kasus bullying yang dialami siswa MAN I Medan berinisial MHD.
Viral di Media Sosial
Perkara itu awalnya vira melalui unggahan kakak korban di akun Instagram @syelinadjasmineee.
"Telah terjadi pembulian pada adik saya, dia sekolah di MAN 1 Medan, awalnya dia diculik dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore oleh anak-anak yang sekolah di MAN 1 Medan dan mantan alumni (siswa) MAN 1 Medan," tulisnya.
Korban juga diduga dipaksa melakukan hal tak wajar oleh 20 orang.
"Adik saya dipaksa untuk makan lumpur, menghisap, makan ranting, serta meminum air ludah dari para pembuli. Adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang sudah dipanasi api," tambahnya.
Kronologi Menurut Korban
Kepada wartawan, MHD menceritakan kejadian yang dialaminya pada Kamis (23/11/23) lalu. 0Sekitar pukul 10.00 WIB, korban pertama kali dicegat di lokasi parkir MAN 1 Jalan Pertiwi, Kecamatan Medan Tembung oleh pelaku. Ia kemudian dibawa ke sebuah tempat.
"Saya tidak tahu itu lokasinya dimana, lupa, karena belum sarapan jadi pusing. Di situlah saya disiksa," ujarnya pada Sabtu (25/11/23).
MHD meyakini bukan menjadi target pelaku, melainkan temannya.
"Iya jadi karena tidak dapat teman, jadi saya sasarannya. Saya disuruh buat surat pernyataan kalau terlibat berkelahi dengan teman mereka. Padahal saya tidak tahu apa-apa," tambahnya.
Korban yang merupakan anak dari Rahmat Dalimunthe tersebut juga mengaku sempat diminta memakan daun-daun, menghisap sandal yang berlumpur dan tangannya dibakar dengan kunci yang dipanasi api menyerupai bentuk huruf PA.
Lapor ke Polrestabes Medan
Merasa keberatan, korban bersama keluarganya melaporkan hal tersebut ke Polrestabes Medan, dengan nomor Laporan Pengaduan (LP) STTLP/B/3910/XI/2023/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara per tanggal 24 November 2023.
"Saya harap hal ini segera terungkap," ujar sang kakak korban, Syelina Jasmine.
Dari LP tersebut, pelaku nantinya dapat dijerat atas kasus Tindak Pidana Kejahatan Perlindungan anak UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Bakal Diusut
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Medan akan mengusut kasus perundungan yang menimpa seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan.
Hal tersebut disampaikam Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa melalui Kanit PPA Satreskrim, AKP Gabriella Angelia Gultom saat dimintai konfirmasi laporan tersebut.
"Iya, sedang dalam proses kami ya, kita selidiki dulu kasusnya," ujarnya dilansir mistar.id Sabtu (25/11/23) siang.
UIN SU Membenarkan Terduga Pelaku Mahasiswanya
Humas UIN SU, Yuni Salmah tidak membantah jika dugaan pelaku merupakan mahasiswa yang masih aktif. Namun, dirinya mengatakan tindakan tersebut tidak ada hubungannya dengan UINSU.
"Kita sudah mencoba konfirmasi ke F (terduga) tetapi belum dapat dihubungi. Kita juga belum mengetahui motif masalahnya. Tapi, kita pastikan bahwa kasus ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan UINSU," ujarnya, Sabtu (25/11/23) siang.
Yuni juga mengatakan dengan tegas jika memang benar yang dimaksud pelaku merupakan mahasiswa UINSU agar Kepolisian menindak sesuai dengan hukum yang ada.
"Karena masalah ini telah dilaporkan secara hukum, maka kita ikuti proses hukum yang berjalan saja. Terima kasih," pungkasnya.
Kepsek MAN 1 Medan Buka Suara
Terkait salah seorang siswa korban perundungan yang diduga dilakukan oleh seniornya, Kepala Sekolah (Kepsek) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Medan, Reza Faisal akhirnya buka suara.
"Betul ada kejadian seperti itu," ujarnya membenarkan kepada mistar.id, pada Sabtu (25/11/23).
Reza mengatakan, kini pihak sekolah juga sedang melakukan penelusuran dengan melibatkan unsur orang tua siswa.
"Namun sementara ini detailnya masih ditelusuri dengan melibatkan siswa dan orang tua pelajar yang diindikasikan terlibat. Kasih kami waktu untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dari siswa dengan melibatkan orang tuanya," tambahnya.
Sementara mengenai dugaan perundungan yang dilakukan oleh alumni MAN 1 Medan, Reza masih belum dapat memastikannya.
"Kalau mengenai keterlibatan senior atau temannya masih kami telusuri," ucapnya.
"Kami sudah secara langsung melihat kondisi siswa yang bersangkutan. Kami memohon doa atas kesembuhan dari siswa yang mengalami kejadian yang tidak kita inginkan ini," tambah Reza.