Pro Kontra Proyek Geothermal Poco Leok, Siapa Untung Siapa Buntung?

Teguh Adi Putra - Kamis, 24 April 2025 13:34 WIB
Pro Kontra Proyek Geothermal Poco Leok, Siapa Untung Siapa Buntung?
Riky Cowang
Sejumlah warga Poco Leok melakukan aksi mendukung Geothermal di depan kantor bupati Manggarai. Selasa, [22/4].
bulat.co.id, Ruteng -Ratusan masyarakat pendukung pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok menggelar aksi damai di kantor Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur [NTT], pada Selasa, [22/4] lalu.

Massa aksi tersebut merupakan keterwakilan dari 14 gendang di 9 desa terdiri dari kelompok perempuan, orang muda, dan orang tua.

Kelompok aksi disambut baik oleh Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit dan Wakil Bupati Fabianus Abu di Aula Nuca Lale kantor Bupati.

Saat menjumpai Bupati Hery Nabit, kelompok aksi menyampaikan komitmen mendukung pengembangan geothermal Poco Leok.

Mewakili kelompok orang muda, Venansius Gunawan Joman, menegaskan beberapa hal, diantaranya menyoroti bidang pendidikan, kesehatan, dan rumah gendang di Poco Leok.

Joman menyampaikan apresiasi terhadap Bupati Manggarai dan PLN yang telah menyalurkan bantuan.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bupati Manggarai dan pihak PLN yang telah merealisasi bantuan hortikultura dan Mitra Jaringan Komunikasi [MJK] yang sudah digunakan," ucap Joman.

Joman juga turut meminta perhatian pemerintah kabupaten Manggarai terhadap beberapa prioritas mereka.

"Kami minta Bupati memberikan satu peluang agar kami ada pekerjaan, hal ini agar kami mampu membidangi suatu kegiatan," unkapnya.

Selain lapangan pekerjaan, menurut Joman yang perlu diperhatikan adalah fasilitas kesehatan.

"Penuhi fasilitas kesehatan di Pustu Lungar. Hal ini mengingat bila kami terdampak gas beracun, agar nantinya kami tidak perlu mendatangi tempat yang jauh,"

Sementara di bidang pendidikan Joman menyebut sebagai penyumbang energi untuk daerah, sehingga Sekolah-sekolah di Poco Leok harus diperhatikan, mulai dari tenaga kependidikan, peralatan sekolah, dan lain-lain.

Dihadapan pemerintah, Joman tak segan-segan, minta Bupati Hery Nabit agar mahasiswa dan siswa berprestasi dari Poco Leok biaya sekolah ditanggung oleh daerah.

Selain itu, ia meminta agar nanti pemerintah daerah memperbaiki sejumlah 14 rumah gendang dan pengadaan yang terbaru bila diperlukan masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Manggarai memberi komitmen agar Geothermal Poco Leok memberi manfaat bagi warga setempat.

"Ada waktunya kita berunding bersama, pemerintah kabupaten Manggarai berkomitmen tahun depan kita akan sekolahkan 3 atau 4 orang, supaya jelas manfaatnya untuk kita," ungkap Nabit.

"Terima kasih sudah mengingatkan kami soal fasilitas di Pustu, kami akan catat supaya segera diatur oleh dinas kesehatan. Lalu sama halnya di sekolah dan rumah gendang itu yang menjadi pegangan dan komitmen pemerintah kabupaten Manggarai,"jelas Bupati Manggarai.

Sementara itu, Kristianus Jaret, salah satu warga Poco Leok yang menolak kehadiran Geothermal menanggapi aksi warga Poco Leok yang mendukung Geothermal.

"Saya melihatnya memang mereka bersemangat sekali mendukung bisnis dari PT. PLN. Tapi pertanyaannya adalah apakah mereka paham isu Geothermal? Karena isu Geothermal itu sangat kompleks, di sana ada problem ekologi, ada problem agraria, ada problem ekonomi, serta problem sosial dan budaya," kata Kristianus kepada bulat.co.id. Rabu, [23/4] sore.

Menurut dia, mesti dipahami bahwa PT. PLN itu adalah perusahaan dagang arus listrik yang secara administratif adalah Badan Usaha Milik Negara. Namun demikian, kata Kristianus hal yang dia [PT.PLN] cari adalah keuntungan materi/ modal bagi perusahaannya.

"Mereka [kelompok pro] selalu teriak bahwa ada provokator. Pertanyaannya apakah mereka punya pengalaman advokasi kebijakan publik sebelumnya? Jangan sampai mereka yang teriak provokator itu, karena terprovokasi oleh pemodal atau pelaksana proyek dagang arus listrik ini," jelasnya.

Terkait permintaan kelompok pendukung tambang ke pemerintah, Kristianus mengatakan hal itu sebagai sebuah sikap yang pragmatis.

"Ya berkaitan dengan meminta fasilitas dari pemerintah entah itu beasiswa atau lapangan pekerjaan pada saat mereka aksi dukung sikap bupati saya melihatnya tidak salah tapi sangat pragmatis dan narsis saja. Karena itu seolah-olah bupati tidak bekerja untuk itu selama ini. Karena apa yang mereka minta itu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah. Ada atau tidak adanya Geothermal pemerintah harus tetap berupaya untuk apa yang mereka minta. Karena itu hak sebagai warga negara," pungkasnya.

Demo dukung geothermal Poco Leok itu juga mendapat komentar dari ketua Puan Floresta Bicara [PFB] Suster Herdiana Randut, SSpS.

Suster Herdiana saat dimintai tanggapan oleh bulat.co.id pada Kamis, [24/4] siang, menuturkan bahwa yang melakukan demo pada Selasa, [22/4] di kantor DPRD dan kantor bupati Manggarai itu adalah sekelompok masyarakat adat yang mendukung proyek.

"Mereka 'demo' itu dimobilisasi oleh pemerintah kabupaten menurut saya.

Logikanya adalah kalau mereka setuju mengapa harus demo," kata ketua PFB itu.

Dia bahkan menegaskan bahwa demonstrasi tersebut sengaja didesain oleh pemerintah kabupaten Manggarai untuk memecah belah masyarakat Poco Leok.

"Ini adalah 'trik' pemerintah menurut analisa saya agar memecah belah kelompok masyarakat dan memperkeruh masalah," tegasnya.

Padahal, kata Suster Herdiana, gubernur NTT, Melkiaded Laka Lena sudah menyatakan bahwa proyek ini akan diberhentikan sementara.

"Tetapi saya belum yakin dengan statement ini, pernyataan gubernur ini masih terus dikawal oleh para aktivis, pemerhati lingkungan dan lain lain," lanjutnya.

"Tidak benar demo itu. Itu adalah trik pemerintah saja dan Oknum oknum tertentu," tutupnya.

Penulis
: Riki Cowang
Editor
: Ven Darung
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru