bulat.co.id -
CIMAHI | Kisah memilukan datang dari
salah satu sudut Kota Cimahi, Jawa Barat. Satu keluarga di Kota Cimahi
dikabarkan
tidak bisa membeli makanan karena tidak punya penghasilan.
Akibatnya, mereka
pun kelaparan karena tidak makan.
Bingung harus berbuat apa tuk mendapatkan makanan, akhirnya
mereka mencoba mencari jalan keluar dengan cara membuat laporan ke polisi. Kejadian ini diketahui sekitar Juni 2023 lalu.
Baca Juga :Gegara Terlilit Utang ke Rentenir, Janda di Sidoarjo Nekat Gadaikan Motor dari Tempat Kerja
Yedi Salam (49),
sang kepala keluarga, warga Gang Aswari, RT 04/02, Kelurahan Cibabat, Kecamatan
Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat itu mengirimkan pesan ke nomor Lapor Pak
Kapolres Reborn dengan bunyi "anak saya 4 orang, butuh nafkah. Saya hanya
guru les biasa yang berpenghasilannya tak seberapa".
Belakangan
diketahui pesan tersebut dikirimkan oleh istri Yedi, yang saat ini tinggal di
rumah kontrakan kecil di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sementara Yedi
tinggal bersama orangtuanya di rumah yang ukurannya juga amat sempit di alamat
sesuai KTP-nya.
Baca Juga :Dukung Ketahanan Pangan, PemDes Perkebunan Bungara Galakan Ternak Lele
"Jadi itu
chat dari istri saya, yang kerja sebagai guru les SD. Memang kondisi kami
sedang kekurangan," ujar Yedi saat ditemui di kediamannya beberapa waktu
lalu.
Saat itu Yedi
Salam masih berstatus sebagai pengangguran. Sejak sebelum pandemi COVID-19, ia
mengaku sudah tak lagi bekerja. Kondisi itu lah yang membuatnya tak bisa
menafkahi anak dan istrinya.
"Ya sudah
cukup lama juga, kayaknya lebih dari 3 tahun nggak kerja. Terakhir itu kerja di
tambang di Sukabumi. Sampai sekarang nggak kerja dan nggak ada
penghasilan," kata Yedi.
Sejak berhenti
sebagai pekerja tambang, ia mengaku sempat melakoni berbagai macam profesi.
Namun tak dijelaskan secara pasti profesi apa saja yang pernah dilakoninya.
Baca Juga :Jembatan Sei Bingai Makan Korban, Ibu dan Anak Terjun ke Sungai
"Ya pokoknya
serabutan, yang penting kerja. Kebetulan anak yang paling besar mau lulus SMA,
yang paling kecil mau masuk TK. Dua lagi masih SD," kata Yedi.
Lantaran tak ada
pemasukan, istrinya yang bekerja sebagai guru les SD terpaksa melakoni profesi
sebagai buruh cuci. Terlebih, kontrakan yang ditinggali anak dan istrinya sudah
menunggak tiga bulan.
"Kalau ditagih
ya pasti, tapi namanya nggak ada uang mau bagaimana lagi. Istri saja sampai
kerja jadi buruh cuci. Saya mau cari kerja terbentur usia," ujar Yedi
pasrah.