Tak Bisa Beri Makan Keluarga, Seorang Ayah Buat Laporan Polisi

Hendra Mulya - Rabu, 05 Juli 2023 09:13 WIB
Tak Bisa Beri Makan Keluarga, Seorang Ayah Buat Laporan Polisi
internet
Ilustrasi : Seorang polisi berikan manganan kepada pengendara
bulat.co.id -CIMAHI | Kisah memilukan datang dari salah satu sudut Kota Cimahi, Jawa Barat. Satu keluarga di Kota Cimahi dikabarkan tidak bisa membeli makanan karena tidak punya penghasilan.

Akibatnya, mereka pun kelaparan karena tidak makan.


Bingung harus berbuat apa tuk mendapatkan makanan, akhirnya mereka mencoba mencari jalan keluar dengan cara membuat laporan ke polisi. Kejadian ini diketahui sekitar Juni 2023 lalu.

Baca Juga :Gegara Terlilit Utang ke Rentenir, Janda di Sidoarjo Nekat Gadaikan Motor dari Tempat Kerja

Yedi Salam (49), sang kepala keluarga, warga Gang Aswari, RT 04/02, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat itu mengirimkan pesan ke nomor Lapor Pak Kapolres Reborn dengan bunyi "anak saya 4 orang, butuh nafkah. Saya hanya guru les biasa yang berpenghasilannya tak seberapa".

Belakangan diketahui pesan tersebut dikirimkan oleh istri Yedi, yang saat ini tinggal di rumah kontrakan kecil di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sementara Yedi tinggal bersama orangtuanya di rumah yang ukurannya juga amat sempit di alamat sesuai KTP-nya.

Baca Juga :Dukung Ketahanan Pangan, PemDes Perkebunan Bungara Galakan Ternak Lele

"Jadi itu chat dari istri saya, yang kerja sebagai guru les SD. Memang kondisi kami sedang kekurangan," ujar Yedi saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

Saat itu Yedi Salam masih berstatus sebagai pengangguran. Sejak sebelum pandemi COVID-19, ia mengaku sudah tak lagi bekerja. Kondisi itu lah yang membuatnya tak bisa menafkahi anak dan istrinya.

"Ya sudah cukup lama juga, kayaknya lebih dari 3 tahun nggak kerja. Terakhir itu kerja di tambang di Sukabumi. Sampai sekarang nggak kerja dan nggak ada penghasilan," kata Yedi.

Sejak berhenti sebagai pekerja tambang, ia mengaku sempat melakoni berbagai macam profesi. Namun tak dijelaskan secara pasti profesi apa saja yang pernah dilakoninya.

Baca Juga :Jembatan Sei Bingai Makan Korban, Ibu dan Anak Terjun ke Sungai

"Ya pokoknya serabutan, yang penting kerja. Kebetulan anak yang paling besar mau lulus SMA, yang paling kecil mau masuk TK. Dua lagi masih SD," kata Yedi.

Lantaran tak ada pemasukan, istrinya yang bekerja sebagai guru les SD terpaksa melakoni profesi sebagai buruh cuci. Terlebih, kontrakan yang ditinggali anak dan istrinya sudah menunggak tiga bulan.

"Kalau ditagih ya pasti, tapi namanya nggak ada uang mau bagaimana lagi. Istri saja sampai kerja jadi buruh cuci. Saya mau cari kerja terbentur usia," ujar Yedi pasrah.

Penulis
: Hendra Mulya
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru