bulat.co.id -
BF.7 disebut menjadi subvarian Omicron baru di balik lonjakan kasus COVID-19 China. Pasalnya, subvarian ini menyebar luas terutama di Beijing.
Beberapa RS bahkan belakangan 'ketar-ketir' usai pemerintah juga melonggarkan pembatasan COVID-19 atau mencabut lockdown. Apa bahayanya BF.7?
Dikutip dari detikHealth, BF.7, merupakan singkatan dari BA.5.2.1.7. In masih turunan dari varian omicron BA.5.
Baca Juga:Peneliti China Sebut Virus Covid-19 Merupakan Buatan Manusia
Laporan dari China menunjukkan
BF.7 memiliki kemampuan infeksi terkuat dari subvarian Omicron di negara tersebut, lebih cepat menular daripada varian lain, memiliki masa inkubasi lebih pendek, dan dengan kemampuan lebih besar untuk menginfeksi orang yang pernah terinfeksi COVID19 sebelumnya.
BF.7 juga bisa menyerang mereka yang sudah divaksinasi COVID-19, meskipun gejalanya terbilang ringan. Bahkan, dalam hal kecepatan penularan, satu orang yang terinfeksi COVID-19 Omicron
BF.7 bisa menularkan virus ke 10 hingga 18 orang lainnya.
Tingkat penularan
BF.7 yang tinggi, diambil dengan risiko penyebaran tersembunyi karena banyak orang terpapar tanpa gejala, diketahui menyebabkan kesulitan signifikan dalam mengendalikan wabah COVID-19 di China.
Gejala infeksi
BF.7 serupa dengan yang terkait dengan subvarian omicron lainnya, meliputi:
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Pilek dan kelelahan.
Sebagian kecil orang juga dapat mengalami gejala gastrointestinal seperti muntah dan diare.
BF.7 mungkin menyebabkan penyakit yang lebih serius pada orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.
Mutasi BF.7
Seiring berkembangnya Omicron, kami telah melihat munculnya subvarian baru yang lebih mampu menghindari kekebalan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
BF.7 tidak jauh berbeda.
BF.7 membawa mutasi spesifik, R346T, pada spike protein SARS-CoV-2 (protein pada permukaan virus yang memungkinkannya menempel dan menginfeksi sel kita). Mutasi ini, yang juga kita lihat pada varian BA.5 BF.7, telah dikaitkan dengan peningkatan kapasitas virus untuk melepaskan diri dari antibodi pasca vaksinasi atau infeksi.
Ada di Mana Saja?
BF.7 telah terdeteksi di beberapa negara lain di seluruh dunia termasuk India, AS, Inggris, dan beberapa negara Eropa seperti Belgia, Jerman, Prancis, dan Denmark.
Terlepas dari karakteristik bisa mengelabui antibodi dan meningkat pesat di China, varian tersebut tampaknya tetap stabil di tempat lain. Misalnya, di AS diperkirakan mencapai 5,7 persen dari infeksi hingga 10 Desember, turun dari 6,6 persen pada minggu sebelumnya.
Kemunculan
BF.7 dan varian baru lainnya cukup memprihatinkan. Tetapi vaksinasi masih merupakan senjata terbaik yang kita miliki untuk melawan COVID-19.