bulat.co.id - Wacana soal cukai makanan dan minuman manis memang sedang
santer terdengar. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun sebelumnya sudah
bersurat pada Kementerian Keuangan soal dorongan penetapan cukai pada minuman
berpemanis dalam kemasan (MBDK).
Dorongan penetapan cukai makanan manis salah satunya dipicu
oleh angka diabetes pada anak yang sangat meningkat di Indonesia. Menurut
catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tren diabetes pada anak di tahun
2023 meningkat 70 kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 2010.
Baca Juga: Jenis Makanan yang Bantu Sehatkan Mata, Tidak Melulu Wortel
Disinggung soal cukai pada makanan dan minuman manis, Ketua
Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan jika permasalahan
diabetes juga perlu diatasi dari hulu.
"Ya saya kira kalau sesuai dengan anjuran pemerintah ya
untuk kita transformasi kesehatan dari hulu kalau mau kita mengendalikan
penyakit-penyakit seperti diabetes itu memang di hulunya memang mesti mengatur
ya," ucap dr Piprim, Jumat (17/2/2023), dilansir detikcom.
"Jangan sampai anak-anak khususnya itu mudah
mendapatkan akses makanan-makanan atau minuman-minuman dengan gula yang sangat
tinggi atau pemanis yang sangat tinggi ya," sambungnya.
Lebih lanjut, dr Piprim mengatakan jika dirinya sangat
setuju dengan penetapan cukai pada makanan dan minuman manis. Hal ini bertujuan
untuk menghindari masalah-masalah kesehatan seperti diabetes, khususnya pada
anak. Terlebih biaya pengobatan diabetes bisa sangat besar.
"Jadi sih saya secara pribadi setuju bahwa akses ke
minuman atau makanan yang bergula tinggi ini memang mesti ada pembatasan atau
ada regulasi. Jangan sampai anak-anak itu sangat terlalu mudah gitu lho, minum
manis ini minum itu sehingga kesehatannya jadi terganggu dan itu (pengobatan)
akan berbiaya sangat mahal ke depannya," sambungnya.
dr Piprim pun juga mengingatkan berbagai risiko komplikasi
yang terjadi bila sudah terlanjur terkena diabetes karena terlalu banyak
mengonsumsi makanan atau minuman berpemanis. Anak yang mengalami diabetes lebih
tinggi risikonya mengalami berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.
"Ketika dia sudah diabetes kemudian komplikasinya ke
ginjal, komplikasinya ke jantung dan seterusnya itu kan jadinya sangat mahal.
Padahal bisa dicegah dari hulunya gitu, salah satunya dengan cukai tadi,"
pungkasnya.