Menjelang Lebaran Idul Fitri, Pesanan Tape Pulut Hitam Meningkat

- Jumat, 14 April 2023 09:00 WIB
Menjelang Lebaran Idul Fitri, Pesanan Tape Pulut Hitam Meningkat
bulat.co.id/Soni
Tape pulut hitam

bulat.co.id - Siapa yang tak kenal Tape Pulut Hitam? Makanan tradisional ini sangat digemari masyarakat Indonesia. Selain lembut dan manis-manis asam, tape pulut ini juga dipercaya memperlancarkan aliran darah yang beku dan menghangatkan tubuh sehingga terhindar dari penyakit stroke dan darah tinggi.

Diolah dari beras ketan hitam lalu dimasak seperti menanak nasi, tape pulut kemudian ditaburi dua jenis ragi, yakni ragi bulat untuk pemanis dan ragi lepes untuk memperbanyak airnya.

Baca Juga: Nasi Kobel Suguhan Wajib Saat ke Sampang

Pulut hitam yang sudah dimasak dan ditaburi ragi kemudian ditaruh di dalam wadah baskom dan didiamkan selama 3 hari 2 malam.

Setelah 3 hari 2 malam, pulut hitam pun sudah menjadi tape dan bisa langsung dimakan.

"Kalau sudah jadi tape beratnya bertambah. Semula sekilo menjadi dua kilo. Kami menjualnya dengan harga Rp 75 ribu sekilo beras pulut. Kalau sudah menjadi tape dan beratnya menjadi dua kilo, harganya tetap Rp 75 ribu," ucap Donny, penjual dan pengrajin tape rumahan di Jalan Kesehatan, Menteng, Medan Denai, Rabu (14/4/2023).

Donny mengaku, yang ahli membuat tape adalah istrinya, sedangkan dirinya bertugas mencari pelanggan dan mengantarkan pesanan sampai ke rumah pelanggan.

"Tengok jauhnya juga. Kalau terlalu jauh, jumpa tengah saja. No ongkir. Kalau mencari pelanggan, aku promosinya hanya melalui medsos saja," sebutnya.


Donny juga menuturkan, pembuatan tape dilakukan apabila ada pesanan saja. Misalnya pesan tape untuk hari minggu, maka dibuat di hari Jumat.

"Pokoknya kalau mau pesan, pesannya 2 hari sebelum hari H. Karena kami tidak menyediakan stok. Pesan langsung buat dan tunggu 3 hari 2 malam," imbuhnya.

Mengenai permintaan menjelang lebaran, Donny mengaku, orderan tape pulut hitam jelang lebaran sangat meningkat.

"Tahun lalu 50 kilo, tahun ini meningkat 70 kilo," sebutnya sembari menuturkan, meskipun harga ketan hitam naik, tetapi dia tetap menjual tapenya seharga Rp 75 ribu.

"Memang tipis untungnya. Tapi maklumlah, sejak Covid gini, daya beli masyarakat menurun. Untunglah daya beli tape pulut hitam meningkat," ujarnya.

Donny juga menambahkan, selain tape pulut hitam, ada juga tape pulut putih, hijau, kuning dan merah, tergantung permintaan pelanggan.

"Kami juga ada membuat Gemblong teman makan tape pulut hitam. Harga gemblong Rp 80 ribu, lebih mahal dari tape pulut, karena proses pembuatannya memakan banyak tenaga," sebutnya mengakhiri. (Soni)

Penulis
: Redaksi
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru