Sebagai perawat baru, Pernille sangat senang ketika bekerja
dalam satu shif bersama. Seiring berjalannya waktu, Pernille mulai menyimpan
kecurigaan terhadap Christina. Kecurigaan tersebut muncul sampai setelah
melihat banyak pasien yang datang dan dirawat hingga kondisinya stabil, namun
tiba-tiba mengalami serangan jantung lalu meninggal. Pernille pun mulai
bertanya-tanya apakah ada korelasi antara rekannya dengan kematian tersebut.
Kejadian mencurigakan itu terjadi selama ia dan Christina
bekerja di shif malam. Rumah sakit tersebut tidak memiliki kebijakan untuk
pemantauan obat yang ketat, sehingga tidak ada catatan untuk kapan dan apa yang
diminum oleh pasien. Pernille mencurigai Christina bahwa Christina yang membunuh
pasien-pasien tersebut.
Namun, ia harus mengumpulkan bukti yang sangat kuat untuk
mendukung tuduhannya, mengingat Christina dikenal sebagai perawat berprestasi
dan dihormati. Setelah Pernille menjalin asmara dengan seorang dokter di rumah
sakit tersebut, barulah rumah sakit menyelidiki lebih dari 20 kasus kematian
yang ditangani oleh Christina selama bertugas di rumah sakit Nykobing Falster.
Setelah penyelidikan menyeluruh, Christina dinyatakan
bersalah. Tanpa dukungan dokter yang merupakan kekasih Pernille, kemungkinan
besar Christina tidak akan pernah tertangkap Pada tahun 2016, setelah masa
persidangan 28 hari, Christina dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan dan
percobaan pembunuhan. Ia pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Namun, di tahun 2017 Christina mengajukan banding atas
hukumannya sehingga hukumannya dikurangi menjadi 12 tahun penjara. Seorang
psikolog di Denmark mendiagnosis Christina mengidap gangguan kepribadian
histrionik, yang menyebabkan seseorang berusaha keras untuk mencari perhatian,
egoisme, mencari kegembiraan yang konstan dan dianggap berada di bagian dari
gangguan kejiwaan narsistik.