bulat.co.id - Google berencana menambahkan fitur chatbot kecerdasan buatan
(AI) ke mesin pencari andalannya yaitu Google Search.
Chief Executive Officer Google Sundar Pichai mengatakan hal
itu dilakukan lantaran platform menghadapi tekanan dari chatbot seperti ChatGPT
dan masalah bisnis yang lebih luas.
"Kemajuan dalam AI akan meningkatkan kemampuan Google
untuk menjawab berbagai permintaan pencarian," kata dia, dalam sebuah
wawancara dengan The Wall Street Journal.
Baca Juga: Jangan Panik, Ada Cara Untuk Kembalikan Facebook Kena Hack
Namun, ia menampik anggapan chatbot merupakan ancaman bagi
bisnis Google, yang menyumbang lebih dari setengah pendapatan di perusahaan
induknya, Alphabet.
Google lama menjadi pemimpin dalam mengembangkan program
komputer yang disebut model bahasa besar (LLM) yang dapat memproses dan
merespons perintah bahasa alami dengan prosa mirip manusia.
"Apakah orang dapat mengajukan pertanyaan ke Google dan
terlibat dengan LLM dalam konteks pencarian? Tentu saja," kata Pichai,
dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (11/4/2023).
Sebelumnya, Microsoft lebih dulu menerapkan teknologi
ChatGPT di mesin pencari Bing.
Pichai pun mengaku ini jadi salah satu ancaman terbesar bagi
bisnis inti Google tersebut. Terlebih, ada tekanan investor untuk memangkas
biaya.
Pekan lalu, Chief Financial Officer Google Ruth Porat
mengatakan kepada karyawan agar lebih banyak melakukan pemotongan pengeluaran
di berbagai bidang, mulai dari fasilitas makan hingga infrastruktur komputasi
perusahaan demi mengembangkan dan menjalankan algoritma AI.
"Kami benar-benar fokus untuk menciptakan penghematan
yang tahan lama," kata Pichai.
"Kami senang dengan kemajuannya, tetapi masih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan," sambungnya.
Google bertahun-tahun menggunakan sistem AI untuk lebih
memahami query atau perintah kompleks. Namun, peluncuran ChatGPT secara luas
pada November oleh OpenAI memicu perlombaan untuk mengintegrasikan teknologi ke
dalam produk konsumen.
CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan pada Februari lalu
bahwa "perlombaan baru dimulai dengan teknologi platform yang benar-benar
baru."
Microsoft menanamkan teknologi di belakang ChatGPT ke dalam
mesin pencari Bing, yang jauh tertinggal dari pencarian Google.
Langkah tersebut memungkinkan pengguna untuk terlibat dalam
percakapan panjang dengan produk.
Google mulai menguji fitur AI baru pada Gmail dan produk
terkait pekerjaan lainnya. Sementara, Microsoft beralih untuk menawarkan AI di
luar Bing untuk digunakan di beberapa alat perangkat lunak bisnisnya.
Google terkadang berhati-hati bergerak terlalu cepat dengan
teknologinya. Ketika Google pada bulan Maret membuka akses publik ke Bard,
chatbot berbasis AI, perusahaan tidak mengintegrasikannya ke dalam mesin
pencarinya.
Namun, perusahaan menawarkannya melalui daftar tunggu di
situs yang berdiri sendiri.
"Sungguh luar biasa melihat kegembiraan pengguna
seputar adopsi teknologi ini, dan beberapa di antaranya juga merupakan kejutan
yang menyenangkan," kata Pichai.
Saat ditanya mengapa perusahaan tidak merilis chatbot lebih
awal, dia mengatakan Google masih berusaha mencari pasar yang tepat.
"Kami berulang kali mengirimkan sesuatu, dan mungkin
lini masa berubah, mengingat momen di industri ini," katanya, melansir Economic
Times.