bulat.co.id - Satu angka kematian kasus flu burung pada manusia yang
terjadi di Kamboja, memunculkan kecemasan akan potensi penyakit flu burung yang
umumnya terjadi pada hewan unggas bisa merebak pada manusia.
Saat ini, di Indonesia sendiri sudah teridentifikasi kasus
flu burung pada hewan unggas di peternakan bebek di daerah Kalimantan Selatan
dengan varian (clade) 2.3.4.4b. Namun, Ketua Satgas Covid PB IDI, Dr dr Erlina
Burhan, MSc, SpP(K) memastikan hingga saat ini, kasus flu burung pada manusia
belum ada di Indonesia, artinya kasus yang ada memang sejauh ini masih pada
hewan unggas.
Baca Juga: Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Mulai 2024
"Jadi sebetulnya (kasus) flu burung sudah ditemukan,
tapi masih pada unggas di Kalimantan," ujar dr. Erlina ketika gelarab Media
Briefing terkait Covid-19 di Gedung PB IDI Jakarta, Kamis (9/3/2023), seperti dikutip dari Okezone.
"Dan mudah-mudahan belum ada antar manusia, jadi tidak usah
buat keributan," imbaunya.
Meski sejauh ini belum ada kasus flu burung menginfeksi
manusia teridentifikasi di Indonesia, dr. Erlina meminta masyarakat untuk tetap
disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama orang-orang yang melakukan
kontak dengan hewan unggas. Sesederhana memakai masker dan sarung tangan jika
bersentuhan dengan unggas.
"Penularannya dari hewan ke manusia, bukan manusia ke
manusia dan penangannya sama. Kalau ada hewan unggas di rumah, (kita) pakai
masker dan sarung tangan. Biasanya virus ada di fesesnya, makanya pakai masker
dan sarung tangan.
Menurutnya untuk saat ini, flu burung tak berpeluang besar
untuk berkembang menjadi pandemi Covid-19. Dokter Erlina justru meminta
masyarakat untuk tak terlalu heboh soal flu burung, sambil tetap melakukan
pencegahan agar jangan sampai flu burung dari hewan unggas menular ke manusia.
"Saya kira kita enggak usah membesar-besarkan soal flu
burung, sebab hingga saat ini belum ada terbukti penularan dari manusia ke
manusia. Kemungkinan kecil untuk pandemi, maka butuh salah satunya kolaborasi
dan langsung ditangani. Semua stakeholder sudah atasi, saya kira kita cukup
banyak belajar, bisa kita hindarkan," pungkas dr. Erlina.