bulat.co.id - Madu dikenal sebagai zat alami manis yang dihasilkan lebah
dari nektar tumbuhan. Biasanya, madu sering dijadikan bahan pemanis untuk
makanan tertentu yang telah dikonsumsi oleh manusia sejak zaman dahulu.
Komposisi madu bergantung kepada spesies lebah, tanaman, dan
bunga yang mereka gunakan. Maka dari itu, madu bisa bervariasi dari segi rasa
maupun warnanya. Mulai dari bening tidak berwarna hingga kuning tua.
Baca Juga: Daun Genjer Tumbuh Liar di Areal Persawahan, Ini Beberapa Manfaatnya
Dibalik cita rasanya yang manis, fakta lainnya ternyata madu
tidak akan basi atau rusak meski disimpan dalam jangka waktu yang lama. Mengapa
hal ini bisa terjadi?
Melansir Okezone, Senin (3/4/2023), madu sendiri terdiri
dari 80% gula dan tidak lebih dari 18% air. Jumlah ini bisa ditentukan oleh
lebah, tanaman, cuaca, kelembaban, dan pengolahannya. Di dalam madu terdapat
asam glukonat yang memberikan rasa asam yang khas.
Kandungan serbuk sari yang ditemukan pada madu terdapat
protein enzim, asam amino, dan vitamin meskipun jumlahnya sangat kecil.
Beberapa mineral seperti potasium juga ada di dalam varietas madu yang lebih
gelap.
Madu punya beberapa sifat khusus yang membuatnya bisa tahan
lama, termasuk kadar gula tinggi dan kandungan air yang rendah. Kadar gula 80%
pada madu mampu menghambat pertumbuhan berbagai jenis mikroba, seperti bakteri
dan jamur.
Kandungan gula yang tinggi sejalan dengan tekanan osmotik
pada madu yang juga tinggi. Hal ini menyebabkan air mengalir keluar dari sel
mikroba menghentikan pertumbuhan dan reproduksi mereka.
Sementara kadar air 18% yang sangat rendah membuat gula di
dalam madu bisa berinteraksi dengan air.
Kondisi seperti ini tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba
untuk fermentasi atau pemecahan madu. Oksigen yang sulit larut di dalam madu
semakin menghambat pertumbuhan mereka.
Hal lain yang membuat madu bertahan karena adanya asam
dengan pH rata-rata 3,9. Ini cukup asam untuk mencegah berkembangnya bakteri
tertentu seperti C. diphtheriae, E.coli, Streptococcus dan Salmonella. Hal ini
juga jadi alasan mengapa luka dapat diobati menggunakan madu.
Lebah juga memiliki peran dalam mengawetkan madu. Pada saat
produksi madu, mereka mengeluarkan enzim oksidase glukosa ke dalam nektar.
Saat madu matang, oksidase glukosa mengubah gula menjadi
asam glukonat dan juga menghasilkan senyawa hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida inilah yang berkontribusi membantu mencegah pertumbuhan
mikroorganisme.