bulat.co.id - Kurs
rupiah terhadap
dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (28/8/2024), diperkirakan akan mengalami fluktuasi, tetapi diharapkan akan berakhir lebih kuat di kisaran Rp15. 420 hingga Rp15520, setelah sebelumnya berada di zona negatif pada sesi sebelumnya.
Dalam perdagangan pada hari Selasa (27/8), nilai tukar rupiah mengalami penurunan sebesar 0,37% atau setara dengan 56,5 poin, sehingga mencapai level Rp15. 495 per dolar AS. Pada waktu yang bersamaan, indeks dolar terlihat mengalami penguatan sebesar 0,05% mencapai level 100,790.
Beberapa mata uang di kawasan Asia lainnya mengalami penurunan nilai terhadap dolar AS. Yen Jepang mengalami penurunan sebesar 0,27%, sementara won Korea turun 0,37%. Di sisi lain, yuan China juga mengalami pelemahan sebesar 0,11%, dan baht Thailand melemah sebesar 0,25%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah hari ini adalah prediksi dari Bank Indonesia (BI) mengenai pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan, yang diperkirakan berada di antara 4,7% hingga 5,5%.
"Angka ini tidak berbeda jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2024 yang mencapai 5,05% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy)," ungkap Ibrahim dalam sebuah penelitian, pada Selasa (27/8/2024).
Ia berpendapat bahwa untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah harus memperkuat konsumsi masyarakat. Ini terjadi karena selesainya faktor musiman, seperti perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan pengaruh dari pelaksanaan Pemilu yang akan berlangsung pada semester pertama tahun 2024.
Selain itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) mampu mendorong pertumbuhan investasi, terutama dalam hal investasi dari sektor swasta. Peningkatan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) diharapkan mampu memberikan efek pengganda yang signifikan terhadap perekonomian.
Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini didorong oleh tingginya permintaan dalam negeri dan peningkatan kinerja ekspor.
Kemudian, dalam hal pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang utama mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% (tahun ke tahun) yang dipicu oleh periode libur besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.
Selanjutnya, pemerintah berupaya untuk mempertahankan kemampuan beli masyarakat dengan cara mengontrol inflasi, meningkatkan gaji pegawai negeri sipil (PNS), memberikan gaji ke-13 disertai tunjangan kinerja penuh sebesar 100%, serta menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan baru yang ditargetkan mencapai 3,55 juta di awal tahun 2024.
"Sementara itu, pengeluaran pemerintah mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,42%, yang terutama didorong oleh penggunaan anggaran untuk belanja modal dan belanja barang, masing-masing mencapai 39,5% dan 6,1%," ujar Ibrahim.
Sejalan dengan hal itu, Ibrahim memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah hari ini akan mengalami pergerakan yang tidak stabil, tetapi pada akhirnya akan berakhir dengan penguatan di kisaran Rp15.420 hingga Rp15.520.