bulat.co.id -Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin memaparkan, data inflasi AS pada akhir pekan kemarin menunjukkan angka yang sesuai dengan ekspektasi dan mengindikasikan bahwa pemangkasan bunga acuan The Fed tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Data inflasi menjadi data pembuka dari tanah air yang akan mempengaruhi kinerja pasar keuangan.
"Inflasi secara tahunan diproyeksikan akan melandai, dan cenderung menjadi kabar baik bagi pasar keuangan," ujar Gunawan dalam relisnya, Senin (3/6/2024).
Data manufaktur China akan menjadi fokus pelaku pasar selanjutnya. Kinerja manufaktur China yang mengalami kontraksi sebelumnya memberi dampak negatif bagi kinera pasar keuangan di Asia.
Selain itu, rilis data ekonomi penting lainnya seperti indeks sektor jasa AS dan data ketenaga kerjaan akan menjadi perhatian pelaku pasar selama sepekan kedepan.
Mengingat kinerja manufkatur China yang mengalami tekanan, serta ekspektasi yang cukup kuat terhadap data ketenaga kerjaan AS, maka pasar keuangan selama sepekan kedepan masih dibayangi oleh sentimen yang kurang menggembirakan.
Namun, dari sisi teknikal, tekanan yang dialami pasar keuangan baik Rupiah dan IHSG akan menahan tekanan lanjutan yang mungkin saja terjadi, dan berpeluang menguat pada perdagangan hari ini.
Rentang IHSG dalam sepekan kedepan diperkirakan akan bergerak di antara 6.900 hingga 7.100, sedangkan rentang Rupiah berpeluang bergerak antara 15.970 hingga 16.150 per US Dollar.
Di sisi lain, harga emas pada perdagangan hari ini mengalami penurunan menjadi sekitar $2.329 per ons troy dibandingkan dengan penutupan pada akhir pekan sebelumnya.
Tekanan pada harga emas menunjukkan bahwa spekulasi bunga acuan The Fed lebih memungkinkan untuk ditunda dibandingkan dengan dipangkas dalam tahun ini.