bulat.co.id -JAKARTA | Sebanyak 21,353 juta keluarga penerima
manfaat (KPM) akan tetap mendapatkan beras bantuan dari pemerintah yang penyalurannya
tetap diperpanjang hingga Oktober, November dan Desember 2023.
"Bantuan ini diharapkan
dapat menjadi bantalan sosial bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk
menjaga daya beli dan upaya pengendalian inflasi pangan, apalagi kita akan
menghadapi momentum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," kata Kepala Badan Pangan
Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi di
Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Baca Juga :BI Bersama Gus Irawan Sosialisasi Penggunaan QRIS di Madina
Arief menuturkan tambahan
bantuan pangan beras tersebut sesuai hasil keputusan rapat terbatas tentang
peningkatan produksi dan hilirisasi produk pangan pada 10 Juli 2023. Presiden
Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan untuk melanjutkan program penyaluran bantuan
pangan beras berdasarkan usulan Badan Pangan Nasional.
Penyaluran bantuan beras
tersebut merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada
21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640.000 ton yang telah
rampung dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pada bulan Maret, April dan Juni
2023.
Adapun besaran bantuan
pangan beras tersebut sama dengan bantuan sebelumnya sebesar 10 kg per penerima
yang akan digelontorkan dalam tiga tahap, sehingga setiap KPM akan menerima 30
kg beras. Bantuan tersebut bersumber dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang
dikelola Perum Bulog.
Arief mengatakan,
penyaluran bantuan pangan di akhir tahun 2023 akan memberikan dampak positif
terhadap penguatan daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi. Pemerintah
mewaspadai potensi kenaikan permintaan bahan pangan pada periode Natal dan
Tahun Baru.
Baca Juga :Terkait Dugaan Korupsi CPO, Kejagung Menanti Kehadiran Airlangga
Arief juga mengatakan akan
terus memacu Perum Bulog untuk terus melakukan penyerapan beras guna menambah
stok melalui pengadaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Kendati demikian,
ia menegaskan prioritas pengadaan beras berasal dari produksi dalam negeri.
"Bapak Presiden Jokowi
telah memerintahkan agar di akhir tahun 2023 nanti kita masih memiliki stok
sekitar 1,2 juta ton untuk dibawa (carry over) ke tahun 2024, sehingga kita
bisa lebih baik dalam melakukan langkah-langkah antisipasi stabilisasi pasokan dan
harga pangan, untuk itu perencanaannya telah kami siapkan dengan baik," tutur
Arief. (dhan/bs/ant)