Harga Minyak Turun 2%, Langkah Diplomatik Redakan Perang di Gaza

Hendra Mulya - Selasa, 24 Oktober 2023 10:00 WIB
Harga Minyak Turun 2%, Langkah Diplomatik Redakan Perang di Gaza
Internet
Ilustrasi

bulat.co.id -CHICAGO | Harga minyakturun lebih 2% pada Senin (23/10/23) karena upaya diplomatik di Timur Tengah semakin intensif dalam upaya menahan konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Hal ini mengurangi kekhawatiran investor terkait gangguan pasokan minyak.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun US$ 1,89 atau 2,05% menjadi US$ 90,27 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) acuan AS turun US$ 2,11 atau 2,4% menjadi US$ 85,97 per barel. Pelemahan Senin merupakan penurunan terbesar sejak awal Oktober.

Baca Juga :Gawat! Rupiah Diprediksi Kembali Melemah Hari Ini hingga Menyentuh Rp 16.000 per Dolar AS

Para pemimpin Uni Eropa menyerukan gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas sehingga bantuan dapat menjangkau warga Palestina di Gaza. Selain itu, para pemimpin Prancis dan Belanda akan mengunjungi Israel minggu ini. Di sisi lain, konvoi bantuan mulai berdatangan di Jalur Gaza dari Mesir pada akhir pekan lalu.

"Risiko terhadap pasokan minyak tampaknya telah menurun," kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Kelompok militan Hamas Palestina mengatakan pada Senin bahwa mereka telah membebaskan dua tawanan warga sipil perempuan sebagai respons upaya mediasi Mesir-Qatar.Sebuah sumber mengatakan kepadaReutersbahwa mereka adalah warga lanjut usia Israel.

Israel terus melepas bom ke Gaza pada Senin setelah melancarkan serangan udara di Lebanon selatan.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden pekan lalu mengumumkan penangguhan sanksi terhadap anggota OPEC Venezuela, setelah Pemerintah Venezuela mencapai kesepakatan dengan oposisi. Hal ini dapat mengembalikan ekspor minyak Venezuela ke pasar.

"Langkah ini diperkirakan akan menambah 200-300.000 barel per hari minyak mentah Venezuela ke pasar ekspor global, tetapi belum tentu menggerakkan pasar, karena belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat," kata analis RBC, Michael Tran.

Penulis
: Redaksi
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru