bulat.co.id -Kembali mengganasnya kasus Covid-19 di China membuat pelaku pasar emas khawatir. Emas pun melandai dalam dua hari beruntun.
Pada perdagangan Selasa (20/12/2022) pukul 06:10 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.786,87 per troy ons, nyaris stagnan dibandingkan penutupan perdagangan awal Senin yang melemahmelemah 0,27%.
Harga emas juga sudah anjlok 1,3% secarapoint to pointdalam sepekan.Harga emas masih menguat 2,82% sementara dalam setahun melandai 0,01%.
Baca Juga:Emas Berkilau Menjelang Natal
Analis dari UBSGiovanni Staunovo mengatakan mood pelaku pasar emas sangat terdampak oleh kabar buruk dari China.Negara Tirai Bambukembali melaporkan kasus kematian akibat Covid-19.
"Meningkatnya kekhawatiran kasus Covid-19 di China berdampak pada permintaan emas fisik," tutur Staunovo, dikutip dari CNBC Indonesia.
China merupakan konsumen terbesar emas sehingga perkembangan di Beijing akan sangat menentukan pergerakan harga emas.
Pada Senin (19/12/2022) untuk pertama kalinya China melaporkan kematian akibat Covid-19 pasca melonggarkan kebijakan terkait virus ini, 3 Desember.
Reutersmelaporkan mobil jenazah berbaris di luar krematorium Covid-19 yang ditunjuk di Beijing, di mana para pekerja dengan pakaian hazmat membawa jenazah ke dalam fasilitas tersebut. Namun sayangnya,Reuterstidak dapat segera memastikan apakah kematian itu karena Covid-19 atau bukan.
Studi terbaru bahkan menunjukkan kasus kematian di China bisa mencapai satu juta lebih dalam beberapa bulan ke depan.
Selain kasus Covid di China, harga emas juga melandai karena pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) sulit terjadi.
Terlebih, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sudah mengindikasikan kebijakan moneter ketat akan tetap bertahan hingga tahun depan.
"Selama The Fed terus memberi sinyal kenaikan suku bunga maka harga emas sulit melonjak," imbuh Staunovo.