bulat.co.id -
PAMEKASAN | Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pamekasan,Supriyanto, mengeluhkan minimnya fasilitas laboratorium untuk penelitian.
Keterbatasan fasilitas itu, sebutnya, membuat mereka tidak mampu melakukan pengujian terhadap air sungai di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, yang berubah menjadi merah.
Baca Juga :BPBD Sumenep Petakan Kekeringan, 8 Kepulauan Kekurangan Air Bersih
Untuk melakukan pengujian, sambungnya, mereka terpaksa mengirimkan sampel air kabupaten lain yang lebih lengkap fasilitas dan sarana uji laboratoriumnya. Sehingga harus mengeluarkan biaya lebih guna mendapatkan hasil uji laboratorium tersebut.
"Sejak tahun kemarin kita sudah mengajukan ke pemerintah daerah, tapi karena keterbatasan anggaran jadinya tidak bisa. Semoga saja untuk tahun depan menjadi prioritas kita dan di Pamekasan bisa mendapatkan akreditasinya," kata Supriyanto, Jumat (14/7).
Jika fasilitas lab bisa dipenuhi, lanjutnya, kebutuhan untuk pengujian demi kepentingan masyarakat dapat dilakukan tanpa banyak menelan biaya. Bahkan, dapat menghasilkan pendapatan asli daerah atau PAD.
"Saat ini DLH hanya miliki gedung saja, fasilitas dan lainnya masih belum ada. Bahkan jika hal tersebut terwujud diperkirakan membutuhkan 6 sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidangnya," ungkapnya.
Baca Juga :Air Sungai Berwarna Merah di Pamekasan, Polisi Periksa 6 Saksi
"Butuh Rp 400 juta untuk melengkapi fasilitas, izin dan akreditasi laboratorium sampai operasionalnya bisa berjalan. Jika kita punya laboratorium, kita membutuhkan sekitar 5 sampai 6 SDM dan itu harus dipenuhi. Jangan sampai kita asal mengambil, nanti analisanya salah. Yang jelas ini harus pula melalui tahapan tahapan untuk sampai pada akreditasi," pungkasnya.