bulat.co.id -
PEMALANG |
Angkutan kota warna biru atau yang lebih dikenal oleh warga Kota Pemalang
dengan sebutan Koperanda kini
nasibnya memilukan, bagai hidup segan mati tak
mau.
Pasalnya, armada yang mulai
beroperasi sejak tahun 1989 silam sepi penumpang setelah dihantam badai korona
selama hampir dua tahun lebih, dimana para pelajar yang menjadi penumpang
langganannya tidak masuk sekolah, sehingga otomatis mengurangi pendapatanya.
Belum lagi ditambah dengan aturan
PPKM yang mana armada warna biru tersebut, dilarang melewati trayek resminya,
karena alasanpenyekatan.
Baca Juga :Kemarau, Debit Air Sumur di Beberapa Wilayah Pemalang Menyusut
Kini ketika bencana korona telah
berlalu, muncul masalah baru, yaitu semakin menurunnya penumpang karena
munculnya pesaing mereka yaitu ojek online (Ojol) baik sepeda motor maupun
mobil.
Sodik (50), salah seorang sopir
angkot jurusan Sirandu - Petarukan, menuturkan jika dirinya sekarang jarang
narik angkot (sopir angkutan kota) karena sepinya penumpang. "Tinggal kenangan
mas, kejayaan para sopir angkot sekarang," ujarnya dengan wajah sedih.
Menurutnya, sekarang untuk bisa
mendapatkan sisa uang setoran dan beli bensin sebesar 50 ribu sangatlah sulit,
padahal menurut Sodik, hampir semua angkot tidak memakai jasa kernet. "Boro -
boro bayar kernet mas, buat sisa sopir saja mepet," ujarnya ketika di temui
pada Rabu (26/7/23).
Baca Juga :Pendaki Gunung Lawu Asal Magetan Tewas
Sebagai informasi tambahan, DPC
Organda Kabupaten Pemalang, berkaitan dengan kenaikan harga BBM beberapa waktu
lalu organisasi angkutan darat tersebut, telah mengambil kebijakan menaikkan
tarif angkutan kota, sebesar 10 - 20 %. Hal ini dilakukan sebagai upaya,
sedikit membantu pendapatan para awak sopir, akan tetapi ada beberapa faktor,
turunnya pendapatan para sopir, diantaranya : semakin banyaknya ojek aplikasi
(ojek online), banyaknya warga masyarakat yang mempunyai kendaraan sendiri,
ditambah masih beroperasinya kendaraan odong - odong yang sudah dilarang.
"Kami sudah melayangkan surat keberatan
beroperasinya kendaraan odong - odong ke beberapa Intansi terkait, akan tatapi
sampai sekarang, masih banyak terlihat kendaraan kereta gandeng tersebut
beroperasi," kata Andi Rustono, ketua DPC Organda Pemalang.