bulat.co.id -Satpam Masjid Istiqlal diduga mengusir ema-emak massa Aksi Bela Palestina viral di media sosial. Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) menyebut hal itu hanya salah paham atau miskomunikasi saja.
Berdasarkan unggahan video akun Instagram @terang_media, terlihat seorang ibu-ibu protes terhadap satpam yang mengusir dirinya dan peserta lain dari dalam masjid.
"Kejadian semalam di masjid istiqlal, para peserta aksi yang beristirahat di dalam masjid diusir oleh satpam masjid padahal kondisi cuaca di luar sedang hujan," keterangan akun Instagram tersebut.
Diduga ibu-ibu beserta rombongan lainnya adalah peserta aksi bela Palestina yang datang dari luar jabodetabek.
Sehingga mereka tiba di Jakarta malam sebelumnya dan diduga hendak beristirahat di area Masjid Istiqlal. Namun sayang, mereka justru diusir oleh satpam.
Dari pengakuan si ibu, pada awalnya ia berada beristirahat di lantai atas kemudian di usir oleh satpam. Namun saat ia turun satpam tersebut kembali memintanya untuk keluar dari area masjid.
Pejabat Pengelola Kehumasan, Sistem Informasi dan Publikasi Masjid Istiqlal, Ismail Cawidu, menyebut hal itu hanya salah paham atau miskomunikasi saja.
"Jadi gini, itu tidak ada pengusiran. Itu hanya miskom antara petugas satpam dengan jemaah, saya sudah panggil satpamnya," kata Ismail, Senin (6/11).
Momen salah paham antara massa Aksi Bela Islam dengan satpam Masjid Istiqlal itu terjadi pada Sabtu (4/11) malam. Ismail mengatakan peristiwa itu terjadi di atas pukul 22.30 WIB.
Dia menjelaskan, sejak 2022, setelah tepatnya direnovasi, Masjid Istiqlal hanya dibuka pada pukul 03.00-22.00 WIB. Di antara waktu tersebut, Ismail mengatakan petugas akan melakukan pembersihan dan perawatan fasilitas.
"Untuk apa kita tutup? Antara jam tersebut kita gunakan waktu untuk melakukan pembersihan," kata dia.
Dia mengatakan di lantai utama Masjid Istiqlal, petugas membersihkan karpet merah yang luasnya sekitar 1 hektare (10.000 meter persegi). Petugas juga membersihkan permukaan di lantai lain, tiang pilar Istiqlal, hingga tempat wudu dan toilet.
"Di lantai utama kan yang karpet merah itu kan luasnya 1 hektare, kita perlu menyedot, membersihkan. Kalau ada jemaah di situ kan nggak enak (membersihkannya), (karena bisa) kena debu. Kemudian, di bawahnya, kita bersihkan 600 tempat wudu dan 60 lebih toilet yang harus dibersihkan," katanya.
Pembersihan belasan pilar di Istiqlal sedang dilakukan menggunakan alat khusus. (Dok. BPMI)
Ismail juga menjelaskan, pada Sabtu (4/11), pembersihan belasan pilar di Istiqlal sedang dilakukan menggunakan alat khusus. Selain untuk kelancaran pembersihan, pengosongan Masjid Istiqlal bertujuan agar jemaah aman.
"(Penutupan dilakukan) Supaya petugas bebas melakukan tugasnya. Jadi jemaah diharapkan pada pukul itu, jadi demi pelayanan, sehingga untuk dipakai beribadah di hari selanjutnya pun nyaman," kata dia.
Dia mengatakan, pada Senin-Kamis, ada sekitar 4.000 orang yang datang ke Istiqlal. Jumlah itu bertambah pada akhir pekan menjadi sekitar 7.000-10.000 orang yang datang.
"Apalagi hari itu akan ada Aksi Bela Palestina, jadi pasti membeludak. Tapi meski gitu, kita tetap komitmen memberi pelayanan," kata Ismail.
Dia mengatakan, pada Minggu (5/11), pukul 03.00 WIB pun, Masjid Istiqlal sudah dapat dipakai jemaah. Dia mengatakan Masjid Istiqlal juga mendukung Aksi Bela Palestina, termasuk dengan penggalangan bantuan untuk disalurkan ke masyarakat Gaza.
"Setelah jam 03.00 WIB, itu jemaah yang akan ke Monas juga sudah bisa masuk ke Istiqlal. Kita juga mendukung Palestina dengan menggelar penggalangan bantuan," jelasnya.