Ketua FKI-1 Sergai Desak Cabut HGU PT Soeloeng Laoet yang Larang Peternak di Desa Sinah Kasih

Dedi S - Senin, 15 Juli 2024 12:40 WIB
Ketua FKI-1 Sergai Desak Cabut HGU PT Soeloeng Laoet yang Larang Peternak di Desa Sinah Kasih
Yusnar
Ketua FKI- 1 Sergai desak cabut HGU PT Soeloeng Laoet
bulat.co.id -SERGAI IFront Komunitas Indonesia Satu (FKI-1) Kabupaten Serdang Bedagai soroti PT Soeloeng Laoet yang terletak di Desa Sinah Kasih Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara yang kembali larang peternak untuk mengangon lembu didalam areal perkebunan.

Demikian ditegaskan Ketua FKI 1 Sergai, M. Nur Bawean, didampingi Sekretaris Aziz Tanjung, pada Senin (15/7/2024) di Sei Rampah.

Lebih lanjut dijelaskan M Nur Bawean, apabila memang benar pihak PT Soeloeng Laut perkebunan kelapa sawit Sinah Kasih tidak memperbolehkan para peternak untuk mengangon hewan lembu dan sejenisnya di wilayah perkebunan kelapa sawit PT Soeloeng Laut, sebaiknya Hak Guna Usaha (HGU) PT Soeloeng Laut di cabut oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Perkebunan tersebut dikembalikan kepada masyarakat agar masyarakat sejahtera.

"Untuk apa ada perkebunan PT Soeloeng Laoet di Desa Sinah Kasih kalau tidak ada manfaatnya bagi masyarakat setempat, hanya untuk menggembalakan hewan ternak saja dilarang," jelasnya.




Ketua FKI- 1 Sergai ini meminta dan mendesak DPRD serta Pemkab Serdang Bedagai untuk membantu masyarakat dan memerintahkan PT Soeloeng Laoet yang terletak di Desa Sinah Kasih agar memperbolehkan para peternak untuk menggembalakan hewannya di sekitar perkebunan PT Soeloeng Laoet.

"Diminta DPRD dan Pemkab turun tangan agar hewan-hewan ternak tersebut dapat memakan rumput guna kelangsungan perekonomian peternak," tutupnya.

Terpisah, pihak awak media telah mencoba mengkonfirmasi hingga kini pihak PT. Soeloeng Laoet belum merespon.

Sebelumnya, telah diberitakan PT Soeloeng Laoet yang terletak di Desa Sinah Kasih Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara kembali larang peternak untuk mengangon lembu didalam areal perkebunan PT Soeloeng Laoet, Selasa (9/7) sore tadi.

Hal itu berdasarkan surat yang dilayangkan kepada para Pemilik Ternak dengan Nomor 56/5/SK/VI/2024 perihal larangan menggembalakan ternak di areal kebun tertanggal 3 Juni 2024.

Selain itu, pantauan wartawan Selasa (9/7/2024) sore juga terlihat Security dan Centeng dengan mengendarai sepeda motor beramai-ramai membawa alat diantaranya berupa kaleng yang diisi batu sambil di goyang-goyang agar bersuara berisik sehingga lembu peternakan tidak makan rumput dan lari tunggang langgang.




Salah satu peternak Hendra Gunawan, kepada wartawan mengatakan bahwa larangan menggembalakan ternak milik warga ini bukan kali pertama terjadi namun belum ada titik terang dan kami sangat mengecam tindakan tersebut, karena dari dulu sudah mnjadi kearipan lokal masyarakat berternak di PT tersebut.

"Kami berharapnya ada pemanggilan dari PT Soeloeng Laoet untuk duduk bersama atau bermusyawarah, jangan hanya mengeluarkan larangan tanpa musyawarah. Kami sebagai masyarakat setempat juga butuh makan, kami hanya ingin rumput agar ternak kami bisa hidup,"ujarnya.

Hendra juga mengatakan sebelumnya PT Soeloeng Laoet ada mengeluarkan surat larangan menggembala, tetapi mereka tidak pernah mengeluarkan surat untuk masyarakat agar bisa musyawarah terlebih dahulu.

"Dan kalau bisa peternak kita sensus, misalnya ada di Rambung merah 700 ekor berapa kebutuhan untuk mengangon itu lah yang harus disediakan tempat, jadikan tidak menganggu untuk yang lain. Intinya janganlah masyarakat ini dilarang untuk mengangonkan ternaknya dan kami pun peternak siap mengikuti peraturan yang ada," tutupnya.

Kemudian hal senada dijelaskan peternak lainnya berinisial AM, mengungkapkan bahwa pada pukul 15.30 WIB, telah terjadi pengusiran lembu diduga dilakukan pihak PT. Soeloeng Laoet ini terjadi di areal kebun, milik warga Desa Blok X dan Desa Sinah Kasih.

"Mereka melakukan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan kaleng-kaleng roti yang diisi batu serta benda lainnya seperti bendera plastik dan lonceng-loncengan. Tujuannya agar ternak kami panik, bubar, dan lari tidak menentu sehingga sapi kami juga tidak mau makan," ungkapnya.

AM menyebutkan para peternak berharap ada pengertian pihak perkebunan untuk masyarakat setempat dengan agar bisa menggembalakan hewan ternaknya.

"Kami masyarakat setempat juga butuh makan dan menabung dari hasil ternak itulah untuk biaya anak-anak sekolah sampai ke kuliah. Bahkan mirisnya ternak yang diusir paksa ada juga yang lari hilang tidak tahu arah jalan pulang.,"ujarnya.

Terakhir, Masyarakat peternak lembu di sekitar areal perkebunan PT. Soeloeng Laoet juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Sergai, DPRD, dan Polres Sergai dapat memberikan solusi terbaik karena ini menyangkut Ketertiban dan Keamanan Masyarakat serta lingkungan yang kondusif.

Penulis
: Yusnar
Editor
: Dedi S
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru