bulat.co.id -Sebagian besar masyarakat di
Kota Langsa tentu sudah tidak asing lagi dengan SMA Negeri 1 Langsa. Sebab sekolah menengah atas ini sudah berumur cukup lama dan didirikan pada 1958 oleh Letkol M. Nurdin. Hingga saat ini masih menjadi salah satu sekolah favorit di Kota Langsa.
Tidak hanya dari segi pembangunan, sekolah ini juga menonjol dari prestasi siswanya yang banyak. Semangat siswa untuk berprestasi dan guru yang berdedikasi penuh dalam mengajar menjadi nilai lebih dari SMA Kota Langsa ini.
Ita Indriani, S.Pd. yang merupakan salah satu guru yang sudah mengajar sejak tahun 1989 juga mengaku merasakan perkembangan dari sekolah tempatnya mengabdi tersebut. Disebutnya saat pertama kali ia mengajar di SMAN 1 Langsa hanya ada sekitar 15 kelas, namun kini sudah ada 35 ruang kelas.
"Pada saat pertama saya mengajar di sini yaitu 1 Januari 1989 mengajar Keterampilan Jasa yang kalau sekarang sama seperti Ekonomi. Pada saat saya mengajar di sini, saya termasuk alumni SMA Negeri 1 Langsa sehingga teman-teman sejawat saya itu adalah guru-guru saya juga", ungkapnya.
Guru yang sudah mengajar lebih dari 30 tahun ini menyebutkan bahwa sempat ada masa yang menurutnya menjadi sebuah penurunan. Saat itu adalah pandemi Covid-19, dimana aktivitas belajar sangat menurun. Meski begitu, ia mengakui prestasi sekolah maupun siswa tidak ikut menurun.
"Jadi SMA 1 Langsa ini berkembang, mulai dari prestasinya, siswanya, kegiatan ekstrakurikuler, maupun kualitas pembelajarannya tetap selalu meningkat. Prestasi undangan dan lainnya dari sekolah Kami selalu bertambah setiap tahunnya.Kini SMA Negeri 1 Langsa sudah berumur 65 tahun, memang sudah masa betul-betul matang dalam segala hal.", jelas Ita.
Menurut Waka Kesiswaan Khairani, S.T., yang menonjol saat ini yang ingin diterapkan oleh pemerintah adalah penerapan pembelajaran diferensiasi, jadi sekolah harus sebisa mungkin memenuhi kebutuhan siswa. Hal tersebut sedang coba diterapkan oleh pihak sekolah. Khairani menjelaskan mungkin penerapannya belum sempurna dan belum semuanya. Tetapi, itulah sesuatu yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
"Jadi, implementasi Kurikulum Merdeka ini lebih kita fokuskan kepada yang berpusat pada peserta didik, itu untuk intrakurikuler. Kalau untuk kokurikuler kita ada namanya proyek, siswa berpikir keberhasilan sebuah proyek itu ketika produknya bagus. Ternyata bukan begitu, yang kita inginkan disini sikap dari penerapan Pancasila-nya tumbuh. Jadi gotong royong ada, kolaborasi, mandiri, ide-ide itu diberikan kebebasan penuh bagi siswa untuk membuat sesuatu", ujar Khairani.
Untuk ekstrakurikuler, Waka Kesiswaan SMAN 1 Langsa ini memberikan contoh sholat tarawih dan kegiatan lainnya diwajibkan. Tapi sekarang, sekolah membuka melalui media google form, siswa akan menulis apa yang disukai lalu sekolah akan undang pelatih profesional. Dengan cara seperti itu, siswa yang suka seni akan fokus seni, suka olahraga fokus ke olahraga, begitu juga dibidang agama.
Selain itu, Khairani juga menjelaskan program baru yang sedang dilakukan, "Jadi sekarang kita buat tema baru itu "say no to plastik", jadi bersahabat dengan lingkungan. Kedepannya para siswa kalau bisa tidak lagi menggunakan kantongan plastik.", tutupnya.