bulat.co.id -
Gunungsitoli - Kegiatan Business Continuity Management (BCM) menjadi hal yang krusial dalam dunia perbankan, terutama di tengah ketidakpastian yang disebabkan oleh bencana alam serta situasi darurat lainnya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, melalui BRI Branch Office (BO) Gunungsitoli, telah mengambil langkah nyata dengan mengedepankan tema Sosialisasi dan Simulasi Pencegahan dan Penanganan Kebakaran dalam pelaksanaan BCM Tahun 2025.
Kegiatan yang diadakan di kantor cabang ini tidak hanya sebagai upaya perlindungan terhadap aset dan pegawai, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan karyawan tentang risiko kebakaran serta cara-cara penanganannya.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, BRI Branch Office Gunungsitoli menggandeng Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Gunungsitoli menjadi narasumber, menghadirkan pengalaman dan pengetahuan yang berharga untuk membantu persiapan menghadapi potensi kejadian kebakaran.
"Pentingnya pelatihan mengenai pencegahan dan penanganan kebakaran tidak bisa dianggap sepele," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Gunungsitoli, Meisoniman Lahagu, SH, M.Si menekankan bahwa pendidikan awal kepada karyawan sangat berpengaruh dalam menyelamatkan nyawa dan harta benda. Kegiatan ini pun diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab di kalangan pegawai terhadap keselamatan kerja dan pencegahan bencana.
Sementara Andri Prayogi selaku Branch Office Head BRI BO Gunungsitoli menjelaskan tujuan serta urgensi dilaksanakannya kegiatan BCM tersebut.
"Kegiatan BCM yang diadakan oleh BRI Branch Office Gunungsitoli bertujuan utama untuk mempersiapkan setiap individu dalam menghadapi resiko kebakaran. Dengan mengedukasi staf dan mengimplementasikan protokol pencegahan, perusahaan dapat mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut. Menurut analisis yang dilakukan oleh International Organization for Standardization (ISO), organisasi yang mengimplementasikan BCM secara efektif dapat meminimalisasi waktu down dan mengurangi kerugian finansial yang diakibatkan oleh bencana," papar kepada awak media, Jum'at (9/5/2025) di Gunungsitoli.
"BCM membantu organisasi untuk tetap berjalan meskipun dalam situasi yang paling kritis sekalipun," jelas laporan ISO mengenai manajemen kontinuitas bisnis.
Lebih jauh lagi, kegiatan ini juga memberikan manfaat tambahan bagi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Melalui kolaborasi ini, mereka mampu menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari kebakaran. Diharapkan, dengan pendekatan edukatif ini, kondisi darurat kebakaran dapat ditangani secara lebih efektif, mengurangi risiko kerugian yang lebih besar.
Salah satu bagian kunci dari kegiatan BCM ini adalah simulasi penanganan kebakaran yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Gunungsitoli. Dalam sesi ini, peserta diberikan pelatihan langsung tentang prosedur yang harus diambil dalam situasi kebakaran.
"Simulasi ini sangat penting agar para peserta dapat merasakan langsung bagaimana situasi darurat dan bagaimana mereka seharusnya berperilaku untuk menjaga keselamatan diri mereka dan orang lain," ujar salah satu instruktur dari Dinas Pemadam Kebakaran.
Melalui praktik langsung, peserta diajarkan tentang penggunaan alat pemadam api, teknik evakuasi, serta strategi untuk tetap tenang dan terorganisir selama proses penanganan kebakaran. Hal ini sejalan dengan rekomendasi dari National Fire Protection Association (NFPA) yang menyatakan bahwa "latihan berulang-ulang adalah kunci untuk kesuksesan dalam penanganan bencana".
Dengan keterlibatan langsung dalam simulasi, peserta lebih mampu memahami dan mengingat langkah-langkah yang harus diambil ketika keadaan darurat benar-benar terjadi.
Partisipasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Gunungsitoli dalam kegiatan BCM BRI Branch Office Gunungsitoli mencerminkan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam menghadapi situasi darurat. Sinergi ini tidak hanya meningkatkan kapasitas kedua pihak, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas lokal. Menurut Wali Kota Gunungsitoli, "kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat".
Dengan adanya kerjasama ini, BRI dapat memanfaatkan pengetahuan dan keahlian yang dihadirkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran, sementara Dinas tersebut juga dapat menunjukkan keterlibatan mereka dalam masyarakat dan meningkatkan program pencegahan kebakaran. Kolaborasi ini tidak hanya sebatas pada pelatihan, namun bisa berlanjut dengan program-program bantuan atau dukungan dalam situasi darurat yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Melalui kegiatan BCM yang terencana dengan baik, diharapkan BRI Branch Office Gunungsitoli bisa membawa dampak yang lebih luas bagi masyarakat. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan akan pencegahan kebakaran diharapkan dapat menurunkan angka insiden kebakaran di area tersebut.
"Jika kita semua bisa bekerja sama dalam pencegahan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk semua," kata salah satu peserta yang berkomitmen untuk membagikan pengetahuan yang diterima kepada rekan-rekannya," lanjut Andri.
Ke depan, Bank Rakyat Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan pelatihan dan kegiatan preventif dalam rangka BCM. Dengan cara ini, perusahaan dapat memastikan bahwa semua karyawan memiliki pemahaman yang kuat mengenai penanganan situasi darurat, serta memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan untuk mengatasi bencana nyata di lapangan.
Dengan pelaksanaan BCM yang melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Gunungsitoli, BRI Branch Office Gunungsitoli menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan karyawan dan nasabah. Melalui kegiatan edukasi yang dilakukan, tidak hanya meningkatkan kemampuan pribadi setiap individu dalam penanganan bencana tetapi juga memperkuat rasa tanggung jawab sosial. Ke depan, diharapkan BRI dapat terus berinovasi dalam meningkatkan program-program respons bencana, menciptakan rangkaian kegiatan yang tidak hanya terbatas pada kebakaran, tetapi juga melibatkan bencana lain sebagai bagian dari manajemen kontinuitas bisnis mereka.(red)